Siswa Lebam-lebam, Diduga Alami Kekerasan saat Latihan Pramuka, Ngaku ke Ortu Kecelakaan

Pelajar di SMAN 1 Ciamis MF (16) menjadi korban penganiayaan saat latihan pramuka. Korban mulanya mengaku mengalami luka lebam akibat kecelakaan.

Seusai dicecar oleh ayahnya, Mamay, MF mengaku luka tersebut didapat karena tindakan kekerasan.

Dikutip dari Tribun Jabar, Mamay mengungkapkan, anak bungsunya diduga mengalami kekerasan saat mengikuti kegiatan latihan pasukan tongkat (Paskat) Ambalan Ciungwanara SMAN 1 Ciamis.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu (8/1/2022) sekira pukul 08.00 WIB.

Kala itu, MF pamit ke orangtuanya hendak pergi untuk kegiatan pramuka. Namun MF tak menyebutkan dimana lokasi latihan tersebut.

MF pulang ke rumah pada Minggu (9/1/2022) sekira pukul 09.00 WIB.

“Tapi tidak menyebut lokasinya di mana. Pulangnya hari Minggu (9/1/2022) pagi sekitar pukul 09.00,” katanya.

Mamay mengungkapkan, saat pulang anaknya tampak mengenakan penutup kepala dan masker.

Mamay belum mengetahui kondisi MF lantaran korban langsung masuk ke kamar.

Kondisi MF terungkap seusai ia keluar dari kamar mandi.

Istri Mamay kaget melihat wajah anaknya lebam-lebam. Saat ditanya, MF mengaku mengalami kecelakaan.

“Ketahuannya baru setelah anak saya itu keluar dari WC. Wajahnya, kok, lebam-lebam, jelas saya sama istri kaget,” ujar Mamay, warga Kertasari Ciamis.

Namun seusai dicecar pertanyaan berulang kali, MF kemudian mengaku mendapatkan tindakan penganiayaan saat kegiatan pramuka.

Menurut Mamay, dalam kegiatan tersebut tindakan kekerasan yang didapat MF yakni saling tempeleng dan ditempeleng satu sama lain.

MF kemudian juga mengaku lokasi latihan pramuka tersebut yakni di Sarayuda, Kertaharja, Cijeungjing.

“Awalnya ngakunya karena kecelakaan. Tapi setelah ditanya lagi akhirnya terungkaplah kejadian tersebut (dugaan penganiayaan saat kegiatan pramuka),” katanya.

Dalam pengakuannya ke ayahnya, korban MF membeberkan adanya korban lain yang juga ikut lebam-lebam.

Selain MF, ada pula siswa kelas 10 berinsial E dan FR.

Mamay mengatakan, korban FR pun harus jatuh hingga pingsan di kosnya seusai menjalani latihan pramuka tersebut.

Mamay kemudian berinisiatif untuk menemui orangtua E di Perum Kertasari.

Mereka kemudian mendatangi SMAN 1 Ciamis untuk bertemi dengan Wakil Kepala Sekolah dan Pembina Pramuka pada Minggu (9/1/2022) siang.

“Saya telpon Wakasek dan Pembina Pramuka. Kami bertemu di SMAN 1 Ciamis,” ujar Mamay.

Seusai bertemu, Mamay bersama Wakasek menjenguk E yang sedang sakit di kos.

Melihat kondisi luka yang cukup parah, para korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciamis untuk mendapatkan perawatan medis.

“Setelah bertemu kami bersama wakasek menengok E yang lagi sakit di tempat kos-nya. Siang itu semuanya langsung dibawa ke RSUD Ciamis untuk diobati dan dirawat,” jelasnya.

Pada Senin (10/1/2022), MF dan E sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Namun FR masih harus menjalani perawatan lantaran kondisi luka yang cukup parah.

“Informasinya, FR hari ini masih dirawat di RSUD Pandega,” ucap Mamay.

Dikutip dari Kompas.com, dua orangtua korban kemudian mendatangi Polres Ciamis untuk melaporkan kejadian tersebut, Rabu (12/1/2022).

Orangtua siswa bernama Ari Firmansyah mengatakan, pihaknya ingin kasus tersebut diusut tuntas.

Ia juga berharap lingkaran setan semacam itu tak terulang kembali.

“Tidak dirawat, langsung pulang. Namun sekarang belum sekolah,” katanya

sumber: medan.tribunnews.com

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.