Sejumlah Wanita Mengaku Simpanan Anggota DPR Tolak Omnibus Law: Pilih Revisi atau Diadukan ke Istri?

Sejumlah wanita mengaku simpanan anggota DPR menjadi viral di media sosial (medsos). Sejumlah wanita mengaku-ngaku simpanan anggota DPR ini mengancam ke anggota DPR yang pernah kencan dengannya.

Isi ancaman para wanita simpanan anggota DPR rata-rata menolak atau merevisi Omnibus Law yang diketahui sudah disahkan oleh DPR.

Bila UU Cipta Kerja tak diverisi, para wanita tersebut akan mengadukan ke istri-istri anggota DPR yang pernah mengencaninya.

Hal tersebut tampak dari maraknya sejumlah tangkapan layar dari aplikasi TikTok yang diunggah warganet di Twitter.

Para warganet ikut mendukung para wanita simpanan anggota DPR yang ikut mendukung tolak pengesahan UU Cipta Kerja.

Hasil penulusuran Wartakotalive.com di Twitter, marak warganet menyebarkan tangkapan layar akun TikTok yang memperlihatkan sosok wanita cantik.

Mereka menuliskan ancaman akan mengadukan para istri anggota DPR, yang diketahui pernah dikencaninya bila UU Cipta Kerja tak direvisi.

Foto-foto tangkapan layar akun TikTok milik wanita mengaku simpanan anggota DPR ini pun pancing perhatian para pria.

@Retas_305___: Mahasiswa Menekan DPR Lewat Aksi.. Mereka Langsung Mau Bongkar Bahwa DPR Punya Simpanan. Kalau Yg Ini Langsung Nyerang Psikis & Keretakan Rumah Tangga…Njiiirr.. Anggota DPR Diserang Dari Berbagai Sisi..

@tasyavww: A Thread Kumpulan Video Tiktok “simpenan” Bapak/Ibu DPR. Yang mau nambahin, boleh drop dibawah wkwkw ngakakk bangetttt

@BabyKyun4: Pelakor bu dpr ikut andil

@lodehbongkrek: #TolakOmnibuslawDPR Monggo, gimana enaknya kalian aja pak DPR dan mbaknya

@satu23cek: UP! TWITTER, DO YOUR MAGIC! Mungkin kalau demo dengan masa yg byk gabisa buat DPR hapus UU Cipta Kerja, mungkin “mereka” bisa!! Wajah menyeringai dengan mata tersenyum Kumpulin aja semua, suruh ancam hapus UU Cipta kerja atau keBan**tan nya di blow up. Bener ga? #UUCiptaKerja #MosiTodakPercaya #DPRRIKhianatiRakyat

Wanita Pendemo Tolak Omnibus Law Panjat dan Mengibarkan Bendera Merah Putih di Lampu PJU

Tengah viral di media sosial (medsos), sebuah video yang menyebut adanya seorang wanita memasang bendera merah putih di lampu PJU.

Diduga kuat, sosok wanita kibarkan merah putih di lampu PJU itu seorang pendemo yang tolak pengesahan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Bak panjat pinang, terpantau dengan mudahnya memanjat dan memasang bendera merah putih di lampu PJU tersebut.

Tak ayal, video ini langsung viral di medsos dan menuai pujian oleh warganet yang rata-rata tolak Omnibus Law.

Berikut komentar warganet dan video yaang diunggah akun Instagram @ndorobeii dikutip Wartakotalive.com, Jumat (9/10/2020).

happybells_ : pak RT tolong rekrut orang ini biar RT kita menang di panjat pinang tujubelasan taun depan pak

istangiyah: Ini cowo kali, rambutnya panjang ajh

moniq798: Iya min dia cowox kayaknya mahasiswa seni biasanya yg gondrong2.imut

insan.restu.pinudjo: Yg tau jgn d kasih tau namanya ya jaga2 kejadian thn lalu, yg bawa merah putih malah d laporkan polisi

wahyu.radityaa: ini didepan grand hyat doro dia cewe tbtb naik terus ngibarkan bendera

Sejumlah Fasilitas Umum dan Sosial yang Rusak Saat Kerusuhan Demo Omnibus Law

Sejumlah fasilitas umum di Jakarta Pusat rusak akibat demo yang berakhir ricuh Kamis (8/10/2020) malam.

Sebagian di antaranya bahkan hangus karena dibakar massa anarkis.

Pantauan Wartakotalive.com, papan iklan elektronik di Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat hangus terbakar bersama Pos Polisi di dekatnya.

LCD papan iklan elektronik itu bahkan pecah sebagian.

Hal itu terpantau Jumat (9/10/2020).

Selain itu, MBC di sepanjang lintasan transjakarta Harmoni-Juanda juga rusak.

Namun batu-batu yang sempat bertebaran di sepanjang kawasan Harmoni sudah bersih tidak tersisa.

Hal itu membuat kendaraan tidak terhambat saat melintas.

Dampak kerusuhan juga terjadi sampai ke Senen, Jakarta Pusat.

Disana Halte Transjakarta Senen yang baru direnovasi dirusak massa anarki.

Mereka bahkan hingga membakar Halte Senen. Selain itu Gedung Bioskop Lama Grand Theater Senen juga ikut jadi sasaran massa.

Petugas Gulkarmat Jakarta Pusat masih memadamkan api Jumat (9/10/2020) pukul 06.30 WIB.

Dampak kerusuhan kembali terlihat di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

Di Jalan Menteng Raya, dua mobil hangus dibakar massa teronggok di pinggir jalan.

Menurut informasi mobil itu merupakan mobil berplat merah yang melintas saat massa membuat rusuh di kawasan tersebut.

Dua mobil derek terlihat sudah bersiap pukul 06.45 WIB untuk menderek bangkai mobil tersebut.

Sampai saat ini belum diketahui nasib penumpang dan pengendara mobil.

Hanya jarak kurang 50 meter dari mobil terbakar, Pos Polisi di Cikini juga hangus terbakar.

Papan iklan elektronik di atas atapnya juga jadi bulan-bulanan massa.

Selain itu, hanya berjarak 300 meter dari lokasi, Pos Polisi di Tugu Tani, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat hangus terbakar.

Sementara di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat sudah terlihat cukup kondusif.

Hanya tersisa Pos Polisi hangus terbakar di dekat JPO dan vandalisme di sederet pagar gedung.

Diketahui sebelumnya demonstrasi yang digelar Kamis (8/10/2020) siang dekat Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat berakhir ricuh.

Selain bentrok dengan polisi, massa juga merusak dan membakar sejumlah fasilitas umum.

Kantor Kementerian ESDM di Jalan Merdeka Rusak Parah

Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta Pusat, dirusak oleh massa demonstran yang melempari gedung tersebut dengan bebatuan, Kamis (8/10/2020) sore.

Massa demonstran yang merusak Kementerian ESDM itu berasal dari massa yang terdesak mundur dari kawasan Harmoni dan bundaran Patung Kuda.

Mereka saat itu mundur ke arah Jalan MH Thamrin.

Massa kemudian masuk ke kantor Kementerian ESDM yang ada di jalan utama itu dengan melompati pagar.

Massa yang tak terkendali kemudian melempari kaca pintu utama Gedung Kementerian ESDM dengan batu.

Tak hanya itu, sebuah mobil yang terparkir pun ringsek akibat jadi sasaran massa. Kemudian di depan pintu, tampak api menyala dekat jendela.

Sebelumnya, bentrok terjadi di simpang Harmoni, Jakarta Pusat sejak siang tadi.

Massa terus dipukul mundur polisi hingga terpencah ke arah Jalan Suryo Pranoto, Jalan Gajah Mada, hingga Jalan Juanda.

Hal itu dilakukan petugas, untuk menahan laju peserta aksi menuju Istana Negara.

Gas air mata juga ditembakan oleh petugas kepolisian.

Satu pos polisi dekat Patung Kuda juga dilaporkan dibakar oleh massa.

Daftar 18 Halte yang Dibakar, Dirusak dan Dijarah Pendemo UU Ciptaker, Apa Salah Halte Transjakarta?

Salah satu fasilitas umum yang dirusak demonstran penolak UU Cipta Kerja adalah halte Transjakarta.

Bahkan jumlahnya hingga 18 halte, terdiri dari 8 halte dibakar, 10 halte lainnya dirusak, hingga dijarah fasilitasnya.

Meski demikian, pihak transjakarta hari ini tetap beroperasi seperti biasa mulai pukul 05.00 sampai 19.00 WIB.

Sementara itu terkait halte rusak, pihak Transjakarta menyatakan untuk sementara belum bisa digunakan.

“Layanan Transjakarta esok hari beroperasi normal 😉 untuk Halte yang tidak bisa digunakan sementara tidak melayani pelanggan terlebih dahulu. Nantikan informasinya melalui akun social media resmi Transjakarta. Terima kasih”

Netizen pun menyayangkan perusakan halte Transjakarta.

“Keep safe ya TJ dan semuanya. Yang demo ntah kenapa malah bakar halte, padahal fasilitas publik gk salah,” tulis @reyreystyle seraya mention akun @PT_Transjakarta

“Apa salah halte transjakarta.” tulis akun @GojekOnly

Mengecam Aksi Perusakan

Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta Nadia Diposanjoyo mengatakan setidaknya terdapat 10 halte yang dirusak dan dijarah fasilitasnya.

Sementara 8 halte lainnya hangus dibakar oleh oknum massa aksi dalam demonstrasi menolak UU Cipta Kerja.

“Hingga pukul 20.30 WIB baru diketahui sebanyak 18 halte transjakarta rusak oleh oknum tidak bertanggung jawab,” ujar Nadia dalam keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020).

Menurut Nadia, pihaknya belum menghitung secara pasti jumlah kerugian imbas penjarahan dan pembakaran halte saat aksi demonstrasi penokak UU Cipta Kerja.

Namun, Transjakarta memperkirakan kerugian akibat kejadian tersebut bisa mencapai angka Rp 45 miliar.

“Transjakarta sangat menyayangkan dan mengecam keras aksi perusakan dan pembakaran halte dan fasilitas warga,” kata Nadia.

Berikut daftar Halte Transjakarta yang dijarah dan dibakar ketika aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja.

Halte yang dibakar:

Bundaran HI (Koridor 1)
Sarinah (Kor 1)
Tosari Baru (Kor 1)
Tosari Lama (Kor 1)
Karet Sudirman (Kor 1)
Sentral Senen (Kor 5)
Senen arah P Gadung (Kor 2)
Senen arah HCB (Kor 2)

Halte yang dirusak:

HCB (Kor 1)
BI (Kor 1)
Gambir 1 (Kor 2)
Sumber Waras (Kor 3)
Grogol 1 (Kor 3)
Dukuh Atas 1 (Kor 1)
Petojo (Kor 8)
Benhil (Kor 1)
RS Tarakan (Kor 8)
Kwitang (Kor 2)

Anies Tinjau Halte yang Dirusak

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, ada 11 halte bus Transjakarta yang rusak akibat aksi unjuk rasa UU Cipta Karya di Ibu Kota pada Kamis (8/10/2020).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini berjanji akan memperbaiki seluruh fasilitas rusak itu agar masyarakat dapat kembali terlayani dengan baik.

“Seluruh fasilitas umum akan berfungsi kembali malam ini insyaAllah bersih. Dari tadi siang semua jalan, semua fasilitas umum akan bisa aman”

“Ada halte yang rusak total ada 11, ini akan kami perbaiki semua,” kata Anies saat meninjau Halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada Kamis (8/10/2020) malam.

Menurut Anies, halte Transjakarta yang terbakar tidak akan bisa dipakai pada Kamis (8/10/2020) malam.

Bagi halte besar yang rusak parah seperti Halte Bundaran HI, akan dibuatkan halte sementara agar pelayanan kepada penumpang bisa terus dilakukan.

Berdasarkan pendataannya, total biaya kerusakaan itu mencapai Rp 25 miliar.

“Halte yang terbakar tentu tidak bisa malam ini, jadi halte-halte masih diukur seberapa besar nanti yang rusak total akan disiapkan halte sementara. DKI yang akan dibayai tadi sudah diprediksi sudah dihitung kira-kira Rp 25 miliar,” ujar Anies.

Berdasarkan data di lapangan, halte Transjakarta di sepanjang Jalan MH Thamrin sampai Kawasan Harmoni dirusak massa.

Misalnya Halte Bundaran HI, Halte Tosari, Halte Sarinah, Halte Harmoni dan sebagainya.

Namun halte yang mengalami rusak berat adalah Halte Bundaran HI dan Halte Sarinah.

Rusuh di Jalan MH Thamrin

Massa dari kalangan mahasiswa masih memenuhi sekitar Jalan Raya MH Thamrin, Gambir, Jakarta Pusat.

Pengamatan Wartawan TribunJakarta.com di lokasi pukul 16.26 WIB pada Kamis (8/10/2020), sejumlah fasilitas umum dirusak massa.

Kawasan Thamrin yang biasa terlihat megah pun menjadi porak poranda.

Terlihat pos polisi di Jalan MH Thamrin, tepatnya di seberang Gedung Jaya rusak. Kaca-kaca pos pecah.

Sejumlah kamera CCTV yang terpasang di atas pos turut dirusak.

Sementara itu lampu merah di seberang pos juga dirusak oleh massa.

Mereka juga membakar sejumlah cone dan pagar seng.

Kepulan asap hitam membumbung di sekitar perempatan Jalan MH Thamrin.

Mereka juga berbuat vandalisme dengan mencorat-coret fasilitas umum.

Para mahasiswa yang turun ke jalan beralasan menentang keputusan UU Cipta Kerja yang baru disahkan itu.

Pengendara terpaksa harus mencari jalan alternatif lantaran Jalan MH Thamrin masih diblokade.

Sampai berita ini diturunkan belum ada tanda-tanda mahasiswa akan meninggalkan lokasi.

MRT Perpendek Rute

Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, mengatakan rute kereta cepat MRT Jakarta diperpendek.

Hal ini dilakukan karena adanya massa aksi yang berunjuk rasa di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Alhasil, kata dia, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta hanya beroperasi dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Dukuh Atas BNI.

Stasiun Bundaran Hotel Indonesia stop beroperasi sementara.

“Mempertimbangkan situasi keamanan di area Bundaran HI yang tidak kondusif, MRT Jakarta saat ini hanya beroperasi dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Dukuh Atas BNI,” kata Kamal, dalam keterangan resminya.

“Sambil menunggu perkembangan situasi keamanan lebih lanjut,” tutup Kamal, singkat.

Sekadar informasi, berbagai elemen buruh dan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa mentang pengesahan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

Titik Demo Mahasiswa dan Buruh di Jakpus

Sejumlah rangkaian aksi unjuk rasa buruh hingga mahasiswa akan mewarnai wilayah Jakarta Pusat, hari ini (8/10/2020).

Aparat TNI-Polri telah menggelar apel di wilayahnya masing-masing.

Pembagian wilayah penugasan aparat juga telah ditempatkan.

Berikut wilayah yang akan menjadi lautan massa aksi buruh hingga mahasiswa di Jakarta Pusat:

Wilayah Tanah Abang

Pada pukul 08.00 WIB, aksi unjuk rasa akan dilakukan Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK), KPBI, KASBI, KSN, SGBN, SINDIKASI, FPPI, PPI, FKI, Jarkom SP Perbankan, SPV, KPA, LMND-DN, FIJAR, AKMI, SEMPRO, Perempuan Mahardhika, PurpleCode Collective, LBH Jakarta, KPR, YLBHI, dan BEM Jentera).

Di depan gedung DPR-MPR RI, massa aksi buruh sekira 3 ribu orang bakal menyampaikan pendapat ihwal Undang-Undang Cipta Kerja yang sarat kontroversi.

Wilayah Johar Baru

Pada hari ini, DPP Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) pun turun ke jalan guna berunjuk rasa soal UU Cipta Kerja tersebut.

Mereka dikabarkan bakal menuju DPR-MPR RI dengan jumlah sekira 100 orang.

Mereka mulai bergerak dari Kantor Sekretariat KSBSI, di Jalan Tanah Tinggi II, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Disusul oleh massa aksi dari DPP Gabungan Serikat Pekerja Infratruktur Independen Indonesia (GSPMII) yang juga akan ke gedung DPR-MPR RI.

Massa mereka diperkirakan berjumlah 100 orang.

Begitu pun dengan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang akan menuju gedung DPR-MPR RI.

Berdasarkan data yang diterima dari polisi, diperkirakan 1.000 orang.

Mereka juga bakal berpendapat untuk menolak UU Omnibus LAW dan Cipta Kerja.

Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3), ASPSB, KABUT BERGERAK, ALTTAR, dan FBC juga akan menuju DPR-MPR RI dengan jumlah 300 orang.

Bersamaan dengan itu, 300 orang dari DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) juga akan menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat tersebut.

Wilayah Gambir

100 mahasiswa dari BEM Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA) juga dikabarkan bakal unjuk rasa di depan kantor Kemendagri.

Mereka menuntut guna membatalkan UU Cipta Kerja, Menuntut Pemerintah dan DPR RI untuk fokus dalam penanganan Covid-19 dan menunda Pilkada serentak.

Sekira 200 mahasiswa dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) UNJ, PNJ, STEI SEBI, IPB, Universitas Jaunda Bogor, dan STT PLN akan berunjuk rasa di Taman Pandang, Depan Istana Negara.

Mereka akan menyuarakan ihwal penolakan UU Omnibus LAW Cipta Kerja.

Kapolsek Metro Gambir, AKBP Kade Budiyarta, mengatakan pihaknya siap mengantisipasi aksi yang tak diinginkan.

“Sebisa mungkin kami berupaya agar kondisi di Kecamatan Gambir ini tertib,” kata Budi, sapaannya, saat dihubungi, Kamis (8/10/2020). (CC/M24/Wartakotalive.com/Kompas.com)

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.