Saksikan 11 Temannya Tewas saat Susur Sungai, Siswa MTs di Ciamis Selamat Ditolong Sosok Misterius

Siswa MTs Harapan Baru bernama Faisal Saiful Alip Rahmat (13) lolos dari maut saat mengikuti susur sungai di Sungai Cileuleur di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Untuk diketahui, 11 siswa MTs Harapan Baru tewas tenggelam saat mengikuti kegiatan susur sungai yang diadakan pihak sekolah.

Faisal mengaku selamat dari maut seusai ditolong sosok misterius.

Meski tak ingat secara jelas, Faisal menyebut saat itu ada sosok wanita yang mengulurkan tangannya.

“Saya selamat ada sosok yang mengulurkan tangan, jadi saya pegang tangan itu,” ungkap Faisal, dikutip dari TribunJabar.id, Sabtu (16/10/2021).

“Tapi enggak kelihatan, enggak tau siapa itu. Waktu itu saya berdua sama temen, saya tenggelam dia tenggelam saya ditolong sama teteh ini. Dia enggak tahu dari mana.”

Faisal merupakan sahabat seorang korban tewas dalam kejadian ini, Aldo Maulana Majid (13).

Ia sudah berteman dengan Aldo sejak kecil.

Mengetahui sang sahabat tewas, Faisal mengaku sangat merasa kehilangan.

“Perasaannya sedih, sahabat dari kecil Aldo ini,” ucapnya.

Faisal menceritakan, para peserta susur sungai tak dibekali alat pengaman oleh pihak sekolah.

Saat kegiatan itu, Faisal dan ratusan siswa lainnya hanya berbekal niat untuk menyukseskan acara yang digelar skeolah.

“Kegiatan ini direncanakan sebelum Jumatan di sekolah, semua siswa kelas 7 dan 8 wajib ikut menyusuri sungai.”

Sebelum susur sungai, para siswa diminta berjalan sekitar 50 menit.

Ia pun mengaku senang saat bisa berjalan bersama rekan-rekannya.

“Jalan dulu nah pas di tempat itu ada yang ke tengah ada yang ke pinggir. Saya lihat yang tenggelamnya, ada guru dan siswa,” kata Faisal.

“Saya juga sebenarnya ikut tenggelam, cuma saya alhamdulilah bisa selamat berkat adanya yang menolong.”

Kronologi Tenggelam

Menurut Dandeu Rifai, pengurus Pondok Pesantren Cijantung, pihak MTs Harapan Baru Ponpes Cijantung menggelar kegiatan kepanduan susur sungai.

“Berangkat dari sekolah tadi pukul 14.00 sebanyak 100 orang, semuanya dari kelas VII. Untuk kegiatan kepanduang susur sungai,” ujar Dandeu di lokasi kejadian Jumat (15/10/2021) malam, dikutip dari Tribun Jabar.

Kegiatan susur sungai Cileueur tersebut diawali dari Jembatan Utama Desa Utama.

Kemudian menyusuri Sungai Cileueur yang sebenarnya saat ini sedang tidak deras, dan cenderung tenang.

Rombongan kegiatan susu sungai tersebut dibagi per regu, tiap regu dipimpin oleh guru pemimpin, melakukan penyusuran sungai.

”Namun pukul 15.00 ada informasi salah satu rombongan mengelami musibah, tenggelam di ruas sungai,” katanya.

Menyusul kejadian tersebut dilakukan pencarian dari berbagai potensi SAR yang datang ke lokasi kejadian termasuk oleh warga.

Disampaikan oleh Herdiat bahwa ketika tim kepanduan melakukan kegiatan susur sungai di lokasi yang biasanya memiliki arus tenang.

Namun, pada Jumat siang diketahui arus berubah menjadi deras dan kuat.

“Memang kondisi airnya itu tenang, diduga 11 orang pelajar ini terbawa arus yang kuat dan menuju muara sungai,” kata Herdiat di lokasi kejadian, Jumat malam, dikutip dari Kompas.com.

Disebutkan bahwa lokasi para korban ditemukan merupakan muara dari dua aliran sungai sehingga terjadi putaran air.

“Yang kena musibah dinyatakan meninggal dunia ada 11 orang. Terdiri dari delapan laki-laki dan tiga perempuan,” sambungnya.

“SAR gabungan menemukan para korban berada di sana, semuanya,” ungkapnya.

Korban Tersangkut di Bebatuan

Warga meyakini bahwa sungai tersebut memang biasaya memiliki kondisi air yang tenang.

Bahkan, tidak ada hal-hal mistis yang melekat pada sungai tersebut.

“Terlebih seperti sekarang ini, airnya tenang tidak deras. Disini biasanya banyak yang mancing sampai malam. Kalau dibilang angker tidak begitu juga, buktinya banyak yang mancing di sini sampai malam,” ujar Ismael (53), warga sekitar saat ditemui di lokasi, dikutip dari Tribun Jabar.

Ismael yang ikut membantu tim evakuasi sempat menemukan dua orang korban saat menyelam.

Dia mengatakan karena berada di belokan, meski permukaannya kelihatan tenang namun di bawah permukaan Leuwi Ili tersebut diduga terjadi pusaran air.

“Mungkin diperkirakan airnya dangkal. Karena sekitar Leuwi banyak hamparan baru. Apalagi hari ini arus tidak deras dan malah terlihat tenang karena sudah beberapa hari tidak hujan,” katanya.

Di dasar leuwi dengan kedalaman 3 meter tersebut menurut Ismael terdapat hamparan batu.

Katanya 11 korban yang meninggal ditemukan diantara sela-sela batu.

“Dengan kondisi Leuwi Ili semacam tersebut memang cukup berbahaya untuk dilewati apalagi bagi yang tidak bisa berenang. Bagi yang bisa berenang juga berbahaya, kalau berenangnya pakai sepatu dan bawa ransel. Leuwi ini kan cukup dalam,.” Ujar Ismael yang mengaku juga sering memancing di Leuwi Ili tersebut.

sumber: TribunWow.com

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.