Pengertian Tari Tradisional, Ciri-Ciri, Jenis dan Fungsi Tari Tradisional

Tari tradisional merupakan tarian yang dikembangkan dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu.

Biasanya memiliki berbagai ciri khas yang menonjolkan filosofi, budaya dan kearifan lokal dimana tari tradisional itu berkembang.

Sehingga bisa ditebak bahwa setiap daerah akan memiliki keunikannya masing-masing. Apalagi di negeri ini, di mana keragaman masyarakatnya sangat banyak seolah tak terbatas.

Untuk lebih lengkapnya, yuk simak ulasan mengenai pengertian tari tradisional menurut ahli, ciri-ciri, jenis dan fungsi tari tradisional berikut!

Pengertian Tari Tradisional Menurut Ahli

Berikut dibawah ini pengertian tari tradisional menurut para ahli, antara lain.

1). Bagong Sudito

Bagong Sudito berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tari adalah seni berupa gerak berirama yang menjadi sarana ekspresi manusia.

2). Drs I Gede Ardika

Drs I Gede Ardika juga memberikan definisi tari ialah sesuatu yang dapat menyatukan banyak hal. Sehingga setiap orang dapat menyesuaikan atau menyelaraskan geraknya menurut caranya masing-masing.

3). M. Jazuli

Menurut M. Jazuli bahwa tari adalah gerak tubuh yang selaras dan seirama dengan seni musik yang dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan tertentu.

4). S. Hamardani

Menurut S. Hamardani bahwa tari adalah ekspresi ekspresi dalam bentuk gerakan yang berirama dan indah.

5). Soedarsono

Ahli selanjutnya yang memberikan pengertian tari tradisional adalah Soedarsono, yakni tari sebagai ekspresi jiwa manusia dalam gerak yang indah dan berirama.

6). Soeryodinignrat

Menurut Soeryodinignrat bahwa tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelang yang diatur dengan irama sesuai dengan tujuan tari.

Ciri – Ciri Tari Tradisional

Tari tradisional memiliki beberapa karakteristik yang mengarah pada kategorisasi tradisi. Beberapa karakteristik tersebut antara lain:

1). Memiliki standar atau aturan gerak dasar yang harus dipatuhi.

2). Diiringi musik tradisional setempat.

3). Mengenakan pakaian adat khas daerah setempat.

4). Diajarkan dan dipelajari secara lisan atau dari mulut ke mulut langsung dari generasi tua ke generasi berikutnya.

5). Mengandung filosofi yang bersumber dari ide-ide kearifan lokal.

6). Memiliki fungsi sosial tradisional seperti untuk kepentingan upacara adat atau kegiatan lokal lainnya.

7). Terkadang memiliki syarat khusus berupa waktu, tempat, bahkan hanya beberapa orang terpilih saja yang diperbolehkan membawanya.

Jenis – Jenis Tarian Tradisional

Pembagian tari tradisional dibagi menjadi tiga bagian yaitu tari klasik, tari klasik rakyat atau tari rakyat dan tari kreasi baru.

Adapun ketiga jenis tarian tradisioan tersebut akan kami jelaskan sebagai berikut:

1). Tari Klasik

Tarian tradisional klasik ini lahir di lingkungan keratin. Dimana tarian ini hidup dan berkembang sejak zaman feodal dan diturunkan secara turun-temurun di kalangan bangsawan.

Tari klasik ini pada umumnya memiliki beberapa ciri khas yaitu berpedoman pada standar tertentu. Memiliki nilai estetika yang tinggi dan makna yang dalam, disajikan dalam tampilan yang mewah mulai dari gerak, tata rias, hingga kostum yang dikenakan.

2). Tarian Rakyat

Tarian tradisional jenis ini lahir dari budaya masyarakat setempat, telah hidup dan berkembang sejak zaman primitif dan diturunkan secara turun temurun hingga sekarang.

Tari klasik rakyat umumnya memiliki beberapa ciri yang bertolak belakang dengan tari klasik. Antara lain kental dengan nuansa sosial, mengacu pada adat dan kebiasaan masyarakat, memiliki gerak, tata rias dan kostum yang sederhana.

3). Tarian Kreasi Baru

Sama seperti namanya, tarian kreasi baru ini disusun dan dikembangkan sesuai perkembangan zaman. Namun tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tari kreasi baru umumnya diciptakan oleh para ahli tari.

Fungsi Tari Tradisional

Secara umum Hidayat (2005) berpendapat bahwa keberadaan tari tradisional memiliki nilai dan kegunaan. Dimana kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Sementara itu, Sedyawati (1986: 179), mengemukakan bahwa fungsi tari tradisional sangat beragam dan mistis. Misalnya sebagai pemanggil kekuatan gaib untuk pemujaan arwah leluhur dan sebagai perlengkapan upacara.

1). Upacara Ritual

Dalam fungsi ini tari harus memenuhi aturan-aturan yang telah diturunkan secara turun temurun dan tetap dipertahankan sebagai tradisi.

Biasanya diadakan pada waktu tertentu dan dilakukan oleh orang-orang tertentu pula. Terkadang tarian upacara ritual juga harus menghadirkan sesaji di tempat-tempat tertentu.

2). Upacara Penobatan

Acara penobatan yang dimaksud dalam fungsi tarian tradisional ini seperti penobatan Raja atau Kepala Adat seperti pada Tari Bedhaya Ketawang dari Jawa Tengah.

3). Upacara Kematian

Upacara kematian yang dimaksud dalam fungsi tarian tradisional ini seperti pada Tari Mapeliang dari Sulawesi.

4). Upacara Membangun Rumah

Upacara membangun rumah yang dimaksud dalam fungsi tarian tradisional ini seperti dalam tarian Seru Kju No Gawi di daerah Timor.

Dapat disimpulkan bahwa fungsi tari tradisional terbagi menjadi beberapa peran utama sebagai upacara adat.

Secara khusus berfungsi sebagai sarana upacara keagamaan dan adat, tari untuk kesenangan atau tari pergaulan dan tari sebagai teater hiburan tontonan rakyat.

Demikian artikel kami mengenai pengertian tari tradisional menurut ahli, ciri-ciri, jenis dan fungsi tari tradisional.

Semoga ulasan kami dapat membantu, khususnya menambah wawasan kamu mengenai pengertian tari tradisional. Terimakasih sudah berkunjung.

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.