Pengertian Orde Baru, Latar Belakang, Tujuan, Ciri Khas Serta Runtuhnya Orde Baru

Meskipun sudah berlalu puluhan tahun yang lalu namun Orde Baru masih sering menjadi pembahasan dan termasuk ke dalam kurikulum dalam pelajaran sejarah kita ya sob.

Umumnya kata Orde Baru sangat identik dan dikaitkan dengan tokoh Soeharto dan peristiwa Reformasi. Masa yang berlangsung cukup lama di Indonesia ini sangat penting untuk kita pelajari sebagai bagian dari sejarah kita.

Nah, berikut kami sajikan pembahasan mengenai Orde Baru ya sob.

Pandangan Umum Mengenai Orde Baru

Era pemerintahan Orde Baru adalah yang terpanjang sejak Indonesia merdeka. Masa pemerintahan yang panjang ini memberikan kontribusi yang besar terhadap pemantapan lembaga keimigrasian, meskipun dalam pelaksanaannya terjadi beberapa kali perubahan organisasi induk.

Stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi pada masa Orde Baru mendorong institusi keimigrasian di Indonesia untuk berkembang dan menjadi lebih profesional dalam melayani masyarakat.

Pada era ini terjadi beberapa kali perubahan organisasi kabinet dan pembagian tugas departemen, yang pada gilirannya membawa perubahan pada organisasi jajaran keimigrasian.

Pada tanggal 3 November 1966 ditetapkan kebijakan tentang susunan organisasi dan pembagian tugas departemen, yang mengubah kelembagaan Direktorat Imigrasi sebagai salah satu pelaksana utama Departemen Kehakiman menjadi Direktorat Jenderal Imigrasi yang dipimpin oleh Direktur Jenderal dari Imigrasi.

Bahkan perubahan ini berlanjut dengan pembangunan fasilitas fisik di lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi yang luas. Secara umum peningkatan besar-besaran di bidang ekonomi ataupun pembangunan terjadi sangat pesat pada masa ini.

Meskipun terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai masa Orde Baru di Indonesia akan tetapi peningkatan pembangunan secara fisik tersebut memang terjadi secara signifikan menurut beberapa pendapat.

Pengertian Orde Baru Menurut Ahli

Menurut Khan Orde Baru adalah perubahan besar dalam sistem kepegawaian yang bertujuan untuk mengubah struktur, perilaku, dan keberadaan serta kebiasaan lama.

Dengan adanya orde baru ini, maka hal yang ada akan menjadi harapan yang lebih baik dari sebelumnya.

Latar Belakang dan Tujuan Lahirnya Orde Baru

Pemerintahan orde baru dimulai pada tahun 1967. Jika ditarik garis panjangnya maka permulaan Orde Baru dipicu sejak peristiwa Gerakan 30 September 1965 yaitu aksi kudeta PKI atau Partai Komunis Indonesia yang menculik dan membunuh beberapa perwira TNI AD dan beberapa orang penting lainnya.

Peristiwa ini memicu terjadinya pembantaian anggota PKI di mana-mana, yang mengakibatkan keamanan negara menjadi tidak terkendali. Dampak dari kericuhan ini adalah sikap rakyat Indonesia dengan menggelar demonstrasi besar-besaran menuntut pembubaran PKI dan pengadilan bagi para pemimpin PKI.

Melalui bantuan Angkatan ’66, rakyat Indonesia mengusulkan Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat, yaitu:

1). Menuntut pemerintah membubarkan PKI dan organisasi pendukungnya, seperti Gerwani, Lekra, BTI, Pemuda Rakyat, dan sebagainya.

2). Menuntut pemerintah agar Dwikora (Dwi Komando Rakyat) mandiri dari unsur-unsur PKI, seperti Wakil Perdana Menteri I, Drs. Soebandrio.

3). Menuntut pemerintah menurunkan harga bahan pokok dan meningkatkan perekonomian. Kondisi ekonomi Indonesia yang tidak stabil sejak era kemerdekaan, dan memburuk pada pertengahan tahun 60-an.

Menanggapi tuntutan dari rakyat Indonesia tersebut Presiden Soekarno melakukan reshuffle kabinet Dwikora. Namun, perombakan tersebut dinilai kurang memuaskan karena masih ada unsur PKI di dalamnya.

Saat itu negara sedang mengalami masa kritis dan kekuasaan presiden semakin melemah. Akhirnya pada tanggal 11 Maret 1966, Soekarno mengeluarkan surat pengangkatan Soeharto sebagai presiden ke-2 Republik Indonesia yang dikenal dengan Supersemar.

Pengangkatan Soeharto sebagai Presiden kedua Republik Indonesia adalah titik awal dari sejarah panjang Orde Baru di Indonesia. Sebagai Orde Baru yang diharapkan dapat membawa perubahan secara signifikan bagi Indonesia, tentunya Orde Baru memiliki tujuan yang tertulis secara tegas, diantaranya:

  • Mengoreksi total penyimpangan yang terjadi pada era pemerintahan orde lama.
  • Penataan kembali seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  • Melaksanakan amanat Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsisten.
  • Mengembalikan kekuatan bangsa untuk menumbuhkan ketahanan nasional, guna mendukung proses pembangunan bangsa.

Ciri Orde Baru

Berdasarkan latar belakang dan seiringan dengan tujuan berdirinya, ada beberap hal yang menjadi ciri khas yang sangat menonjol selama masa Orde Baru berlangsung di Indonesia, antara lain:

1). Masifnya Pembangunan

Seiringan dengan tujuan berdirinya, pemerintah Orde Baru bertekad untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur fisik dan non fisik. Hal ini sebagai respon atas pengungkapan ekonomi yang terjadi setelah tahun 1965.

Selain itu, pemerintah juga membuka investasi asing dan domestik untuk masuk dan membuka usaha di Indonesia. Melalui modal ini, pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan perekonomian akan kembali normal.

Namun, kebijakan investasi ini dikatakan hanya menguntungkan keluarga cendana karena sebagian besar bisnis di Indonesia saat itu dikelola oleh anggota Suharto.

2). Peningkatan Ekonomi yang Melesat

Perekonomian Indonesia selama sejarah Orde Baru membaik dalam waktu singkat. Hal ini terjadi karena terbukanya aliran bantuan modal melalui konsorsium IGGI. Rezim Orde Baru mampu menstabilkan perekonomian bahkan sebelum tahun 1970.

Pembangunan ekonomi nasional Orde Baru dilakukan melalui Repelita. Program Repelita didasarkan pada pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan nasional.

3). Pilihan Politik yang Sangat Dibatasi

Pemilihan umum 1977 hanya diikuti oleh tiga partai politik, yaitu PDI, PPP, dan Pokja. Penyederhanaan ini dilakukan untuk membatasi jumlah ideologi yang berkembang. Pemisahan tersebut diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik.

Sayangnya, kelebihan pilihan justru memperkuat Grup Karya. Kejadian ini dimungkinkan karena Suharto membuat kebijakan yang mendukung kemenangan Golkar, seperti peraturan tentang monoloyalitas pegawai negeri.

4). Dinamika Politik

Sementara itu, dalam perkembangan politik, masa Orde Baru selama 32 tahun mengalami proses politik yang sangat dinamis. Pemerintah berhasil menyelenggarakan 6 kali pemilu pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1998.

Namun, semua proses demokrasi tersebut dimenangkan oleh Golkar dan Presiden Soeharto kembali. Hal ini dipandang sebagai cara bagi pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya.

5). ABRI Bersifat Dwifungsi

Banyak prajurit militer dari berbagai pangkat, jabatan, dan angkatan bekerja di pemerintahan, seperti memegang jabatan lurah atau kepala desa.

Hal ini dinilai sebagai pertanda menguatnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) di rezim Orde Baru.

Keruntuhan Orde Baru

Bicara tentang keruntuhan Orde Baru sering kali hal ertama yang terlintas adalah pristiwa Reformasi 1998. Berakhirnya Orde Baru di Indonesia ditandai dengan krisis ekonomi yang melanda sejak 1997.

Krisis tersebut membuat nilai tukar rupiah jatuh dan terus berlarut-larut, situasi krisis moneter yang berlarut-larut ini akhirnya memprovokasi kelompok-kelompok kritis di masyarakat. Kelompok kritis menganggap masalah ekonomi ini didasarkan pada salah urus pemerintah Orde Baru.

Situasi yang awalnya hanya krisis ekonomi berkembang menjadi krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan kepada pemerintah ini pada akhirnya menimbulkan korban jiwa, demonstrasi besar-besaran, bahkan penjarahan, khususnya di Jakarta.

Kemarahan publik, terutama di kalangan mahasiswa, semakin meningkat setelah Soeharto dicalonkan kembali sebagai Presiden Republik Indonesia dalam pemilihan umum ke-6. Mahasiswa akhirnya menuntut reformasi pada tahun 1998. Reformasi ini memiliki beberapa hal penting, seperti:

  • Penghapusan Dwi Fungsi ABRI.
  • Kemunduran dan pengadilan Suharto dan kroni-kroninya.
  • Pemberantasan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
  • Penegakan supremasi hukum.
  • Perubahan UUD 1945.
  • Pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya.

Melihat reformasi yang semakin besar, Presiden Soeharto akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya pada 21 Mei 1998. Berakhirnya masa jabatan Suharto menandai runtuhnya Orde Baru dan berganti ke era Reformasi.

Nah, itu tadi pembahasan mengenai pengertian Orde Baru, Latar Belakngan yang melahirkan Orde Baru, ciri khasnya, hingga keruntuhan Orde Baru.

Demikian ulasan kami Semoga ulasan kami membantu, khususnya dalam memahami sejara Indonesia. Terimakasih ya sudah berkunjung.

Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.