Pengertian Natal, Sejarah dan Makna Perayaan Natal

Setiap agama mempunyai hari besarnya masing-masing, termasuk umat kristen yang merayakan natal sebagai hari rayanya. Untuk lebih tahu mengenai pengertian natal, sejarah, dan maknanya baca artikel berikut ini.

Pengertian Natal

Pengetian natal adalah hari raya umat Kristen dalam memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Berdasrkan sejarahnya, pada awalnya perayaan Natal bukan perayaan Kristen, tetapi Hari Raya Paskahlah yang dirayakan. Natal baru mulai dirayakan tahun 336 sesudah masehi (SM).

Dalam bahasa Inggris Natal dikenal dengan Christmas. Kata Christmas sendiri berasal dari kata Cristes maesse, frasa dalam Bahasa Inggris diartikan Mass of Christ, atau Misa untuk Kristus. Kadang kata Christmas disingkat menjadi X’mas. Dalam bahasa Yunani, X adalah kata pertama yang menerangkan nama Kristus Yesus. Seiring waktu, lambang ini seringkali digunakan sebagai simbol suci.

Sejarah Perayaan Natal

Pada saat kekaisaran Romawi, 25 Desember merupakan hari perayaan dewa matahari. Dimana setiap tanggal tersebut diadakan sebuah pertunjukkan yang meriah untuk merayakan dewa tersebut. Saat itu sudah banyak orang Romawi yang menjadi pemeluk agama Kristen. Namun banyak pula umat Kristen pada masa itu yang ikut merayakan hari lahirnya dewa matahari. Para Bapa Gereja melihat bahwa budaya tersebut tidak benar. Umat Kristen tentu saja tidak boleh merayakan hari lahirnya dewa matahari.

Untuk mencegah umat Kristen datang ke festival matahari tersebut, Bapa Gereja pada saat itu membuat perayaan sendiri. Tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Bapa Gereja mengajak umat Kristen agar tidak merayakan hari tersebut demi matahari, tetapi demi Dia yang menciptakan matahari.

Umat Kristen yang awalnya datang ke perayaan festival matahari, diajak ke gereja untuk merayakan perayaan Natal yaitu hari lahirnya Yesus. Awalnya perayaan Natal tersebut dirayakan secara sederhana, tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah umat Kristen perayaan Natal menjadi tambah meriah.

Yesus lahir sekitar abad 7-2 sebelum masehi. Mengapa tidak tepat pas tanggal 1, bulan 1, tahun 1 masehi. Pembagian masa menjadi Before Christ(BC) / Sebelum Masehi(SM) dan Anno Domini(AD) – Masehi(M) dimulai pada abad 6 M. Pertama kali dibuat oleh seorang biarawan bernama Dionysius Exigius. Pembagian ini baru populer setelah abad ke-8, seiring dengan perkembangan umat Kristen.

Dionysius Exiguus membagi SM dan M berdasarkan perhitungan tabel Hari Raya Paskah. Perhitungan tersebut dipakai untuk membagi dua masa tersebut. Namun dalam perhitungan modern, perkiraan tersebut salah. Beberapa perhitungan modern memperkirakan lahir Yesus 2-7 tahun lebih awal dari perkiraan Dionysius Exiguus. Walaupun perhitungan Dionysius Exiguus salah, namun karena perhitungan tersebut sudah terlanjur populer, maka sampai sekarang penanggalan SM dan M tetap dipakai.

Makna Perayaan Natal

Perayaan Natal saat ini tampaknya sudah bergeser dari makna natal sebenarnya. Makna Natal yang sebenarnya memperingati hari lahirnya Yesus Kristus, telah bergeser menjadi sekedar hari libur belaka.  Perayaan natal yang seharusnya dirayakan dengan mengikuti perayaan ekaristi di gereja, tampaknya sudah bergeser menjadi sekedar kumpul keluarga, makan-makan dan tukar kado.

Mall dan toko memasang pohon natal, memasang gambar santa claus, tanpa mengerti makna natal sebenarnya. Tidak ada mall yang membuat goa natal, kandang domba, patung bayi Yesus, Maria, Yosef, Malaikat dan para gembala; padahal itu penggambaran natal sebenarya.

Film yang bertema natal yang bercerita tentang ‘spirit of christmas’ ternyata hanya bercerita tentang santa claus yang kehilangan rusanya. ‘Spirit of Christmas’ yang seharusnya berfokus pada cerita kelahiran Yesus Kristus, telah bergeser menjadi orang gendut berjenggot yang kecebur sumur. Tampaknya banyak orang ingin mengambil untung dari perayaan natal, tanpa memaknai inti perayaan natal sebenarnya.

Bagi umat Kristen, natal mempunyai sebuah makna untuk meneladani sikap Tuhan dalam bentuk aksi-aksi solidaritas, tidak saja terhadap sesama tapi juga lingkungan sekitar. Umat Kristiani patut memaknai kesederhanaan Natal dalam wujud penghayatan hidup yang sederhana, diantarnya sebagai berikut:

1. Tidak berlebihan

Tindakan yang berlebihan itu tidak baik. Termasuk dalam membeli sesuatu lebih baik ketahui nilai fungsinya, bukan harganya.

2. Berkata dan bertindak benar

Berbohong hanya menunda kebenaran diketemukan, berapa banyak waktu dan biaya yang dikorbankan menuju kebenaran itu? Katakan saja benar sebagai benar, lakukan saja benar sebagai benar maka semua kekonyolan hidup akan berhasil dihindari).

3. Menghargai hidup

Bersyukur pada apa yang Tuhan telah berika, jangan ditambah-tambah lewat operasi-operasi plastik yang hanya mengubah penampilan fisik, bukan diri seutuhnya.

4. Ketaatan pada orang tua, guru, pemuka agama, bangsa dan juga negara

Bila tidak taat, artinya telah menunda terlaksananya sebuah perintah maupun harapan. Bila tertunda, hitung berapa banyak waktu dan biaya juga tenaga yang terbuang sia-sia karena terus berbuat hal yang tidak ada gunanya.

Itulah ulasan mengenai pengertian natal, sejarah dan makna perayaan natal. Semoga dengan adanya artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda.

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.