16+ Pengertian Konflik Menurut Para Ahli

Kehidupan sosial masyarakat sehari-hari tidak akan pernah lepas dengan adanya konflik sosial yang terjadi. Baik antar individu, kelompok, maupun masyarakat.

Terdapat berbagai faktor dan penyebab terjadinya konflik sosial dalam masyarakat, mulai dari perbedaan identitas, suku, suku, dan berbagai perbedaan lainnya,

Konflik sendiri berasal dari kata kerja latin Configere yang artinya saling memukul. Jadi, secara sosiologis konflik diartikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih.

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga suatu kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Bisa juga suatu kelompok, dimana salah satu pihak berusaha untuk menyingkirkan pihak lain, dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik bertentangan dengan integrasi.

Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus dalam masyarakat. Konflik yang terkendali akan menghasilkan integrasi. Disisi lain, integrasi yang tidak sempurna dapat menimbulkan konflik.

Pengertian Konflik Menurut Para Ahli

Untuk mendalami apa itu konflik, berikut definisi konflik menurut bebrapa ahli:

1). Soerjono Soekanto

Soerjono Soekanto memandang konflik sebagai suatu proses sosial di mana individu atau kelompok orang berusaha untuk mencapai tujuannya, dengan menentang pihak lawan, disertai dengan ancaman atau kekerasan.

2). Robert M Z Lawang

Robert M Z Lawang mengatakan bahwa konflik adalah perjuangan untuk mendapatkan status, nilai, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik. Tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk menaklukkan para pesaingnya.

3). Ariono Suyono

Menurut Ariono Suyono, konflik adalah suatu proses dimana dua pihak berusaha untuk menggagalkan pencapaian tujuan masing-masing. Karena perbedaan pendapat, nilai atau tuntutan masing-masing pihak.

4). Berstein

Berstein menjelaskan bahwa konflik adalah kontradiksi atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini berpotensi menimbulkan dampak positif dan negatif bagi interaksi manusia.

5). Karl Marx

Konflik bagi Karl Marx adalah inti dari realitas sosial. Menurutnya, konflik merupakan realitas sosial yang bisa ditemukan di mana-mana. Ia juga menambahkan, konflik sosial adalah konflik antar segmen masyarakat untuk memperebutkan aset berharga.

6). Daniel Webster

Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak kompatibel satu sama lain.

Selanjutnya, keadaan atau perilaku yang saling bertentangan seperti pendapat kepentingan atau konflik individu. Begitu juga perselisihan karena kebutuhan, desakan, keinginan, atau tuntutan yang saling bertentangan.

7). James W Vander Zanden

James W Vander Zanden memberikan pandangan tentang konflik, dalam bukunya Sociology, konflik diartikan sebagai konflik tentang nilai atau tuntutan hak milik.

8). Robbin

Robbin menjelaskan bahwa adanya konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik dalam organisasi maka secara umum konflik dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan adanya konflik di dalam organisasi, maka konflik tersebut menjadi kenyataan.

9). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, kontradiksi.

10). Siti Norma

Konflik merupakan suatu proses yang dilakukan tidak hanya untuk mempertahankan kehidupan dan eksistensi, tetapi juga bertujuan sampai pada taraf menghancurkan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingan.

11). Lewis A. Coser

Dalam pandangan Lewis A. Coser, konflik adalah perebutan nilai atau tuntutan status, kekuasaan, dan sumber daya yang langka dengan tujuan untuk menetralisir, melukai, atau menghilangkan lawan.

12). J. Dubrin

Menurut A.J. Dubrin, konflik mengacu pada konflik antar individu atau kelompok yang dapat meningkatkan ketegangan akibat saling mengganggu dalam mencapai tujuan.

13). W. Cummings

Menurut pandangan P.W. Cummings, konflik adalah proses interaksi sosial di mana dua orang atau lebih, dua kelompok atau lebih, berbeda atau bertentangan dalam pendapatan dan tujuan mereka.

14). Ensiklopedia Nasional Indonesia

Ensiklopedia Nasional Indonesia menjelaskan bahwa konflik muncul karena adanya benturan antara dua elemen dalam masyarakat yang mengharuskan salah satunya berakhir.

15). Dahrendof

Dahrendof meyakini bahwa masyarakat memiliki dua wajah, yaitu konflik dan konsensus, sehingga teori sosiologi harus dibagi menjadi dua bagian, teori konflik dan teori konsensus. Dahrendof juga mengakui bahwa masyarakat tidak dapat hidup tanpa konsensus dan adanya konflik yang saling membutuhkan. Jadi, kita tidak akan mengalami konflik jika tidak ada konsensus terlebih dahulu.

16). Collins

Collins menjelaskan bahwa konflik merupakan proses sentral dalam kehidupan sosial sehingga ia tidak menganggap konflik sebagai sesuatu yang baik atau buruk.

17). Wikipedia

Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang artinya saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga suatu kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

Jenis – Jenis Konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibagi menjadi 4 jenis:

1). Konflik antar atau dalam peran sosial (intrapersonal), misalnya antar peran dalam keluarga atau profesi (konflik peran).

2). Konflik antar kelompok sosial (antar keluarga, antar geng).

3). Konflik kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).

4). Konflik antar unit nasional (kampanye, perang saudara).

Dari penjelasan diatas mengenai pengertian konflikdan jensinya, maka konflik sosial yang terjadi di masyarakat tidak akan pernah bisa dilepaskan dari dinamika kehidupan sehari-hari.

Konflik yang terjadi menjadi bagian dari identitas sosial, dan tidak tertutup kemungkinan konflik manusia dapat melahirkan kreativitas tertentu.

Oleh karena itu, lebih baik kita mencegah konflik yang mengarah pada kehancuran. Menghilangkan identitas, baik itu budaya, adat istiadat, atau ciri khas salah satu pihak yang terlibat konflik.

Sebaiknya konflik yang terjadi di masyarakat dapat dikendalikan, dikelola, dan diselesaikan dengan baik. Misalnya ke ranah hukum, maupun melalui jalur damai yang mengedepankan asas kekeluargaan, atau musyawarah antara dua pihak yang terlibat.

Demikian artikel kami tentang pengertian konflik menurut ahli dan jenis konflik. Semoga ulasan kami dapat membantu, terutama menambah wawasan kamu mengenai konflik. Terima kasih telah berkunjung.

Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.