Pengertian Kata, Jenis-Jenis, Fungsi Serta Bentuk Kata

Pastinya kamu pernah mendapatkan kondisi dimana kamu harus mengatakan sesuatu kepada orang lain atau menceritakan sesuatu kepada orang lain. Tetapi, terkadang mereka tidak mengerti apa yang kamu katakan dan akhirnya terjadi kesalahpahaman.

Mungkin kamu perlu mencari dan memilih kata yang tepat untuk mengungkapkannya. Ini juga dikenal sebagai diksi. Pemilihan kata atau diksi seringkali menjadi kewajiban dalam komunikasi untuk mengurangi salah tafsir. Kamu juga harus memahami jenis apa yang akan digunakan.

Nah kali ini kami akan memberikan sedikit informasi tentang kata, yuk simak ulasan kami mengenai arti kata, jenis, fungsi dan bentuk kata berikut ini.

Pengertian Kata

Berdasarkan bahasanya, kata tersebut berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Katha” yang berarti percakapan, bahasa, cerita, atau dongeng.

Kata juga dapat diartikan sebagai unsur terkecil dalam suatu struktur bahasa yang dapat ditulis atau diucapkan dan merupakan bentuk kesatuan pikiran atau perasaan yang digunakan dalam bahasa.

Secara umum kata adalah unsur bahasa yang susunannya terdiri atas kumpulan huruf atau satuan yang mempunyai arti sehingga dapat berfungsi membentuk kalimat, frasa, dan klausa.

Unsur bahasa ini terdiri dari satu atau lebih morfem. Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna dan digunakan untuk membedakan makna jamak, tunggal, lampau, dan sebagainya. Bentuknya bisa dengan atau tanpa imbuhan.

Jenis – Jenis Kata

Berdasarkan jenisnya, kata dibagi menjadi tujuh, yaitu kata benda, angka, kata ganti, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, dan kata tugas. Berikut penjelasannya:

Kata Benda (Nomina)

Kata benda adalah nama segala sesuatu dan segala sesuatu yang merupakan kata benda. Ciri utama kata benda dilihat dari informasi yang mengikutinya. Berikut ciri-ciri dari kata benda:

1). Dapat diperluas dengan menambahkan “yang + kata sifat”, contohnya adalah motor yang bagus.

2). Dibatalkan dengan kata tidak, misalnya seperti bukan gelas

3). Dalam kalimat dapat diposisikan sebagai Subjek (S) dan Objek (O). Misalnya seperti Andri membeli mobil baru, dalam kalimat tersebut kata Andri dan Mobil adalah kata benda.

Kata Bilangan (Numarelia)

Kata bilangan adalah unsur yang mempunyai tugas menjelaskan jumlah benda atau urutan benda. Misalnya, satu, dua, pertama, dua, seribu, beberapa, dan banyak.

Kata Ganti

Kata ganti adalah unsur yang berfungsi untuk menggantikan benda atau yang merupakan kata benda. Contoh kata ganti adalah ini, itu, mereka, dia, sesuatu, semua, masing-masing, dll.

Ciri-ciri kata ganti antara lain:

1). Biasanya dalam sebuah kalimat, pronoun berada pada posisi Subject (S) dan Object (O). Hanya dalam kalimat tertentu kata ganti digunakan sebagai predikat.

2). Jenis pronoun yang digunakan bervariasi sesuai dengan kata yang akan digunakan dan penggunaannya dalam kalimat.

Kata Kerja

Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang memiliki fungsi menjelaskan suatu tindakan, pengalaman, keberadaan atau segala bentuk aktivitas dinamis lainnya.

Dalam sebuah kalimat, kata kerja memiliki kedudukan sebagai predikat. Misalnya, contoh kata kerja adalah makan, minum, lari dan sebagainya.

Kata kerja tersebut dapat diperjelas lagi dengan mengembangkannya menjadi kelompok kata “dengan + kata sifat”. Misalnya, membaca dengan seksama, lari cepat, dan mandi bersih.

Ciri-ciri utama verba dapat dilihat dari adverb yang mengikutinya.

1). Disertai dengan pernyataan negasi tanpa, dan tidak. Misalnya, tidak makan, tidak membeli, dan lain sebagainya.

2). Disertai keterangan derajat. Misalnya, lari sedikit, makan cukup, dan tidak mandi.

3). Disertai keterangan frekuensi. Misalnya sering minum, kadang lari, dan jarang mandi.

4). Tidak dapat disertai dengan numeralia beserta urutan dan klasifikasinya. Namun, itu bisa diikuti dengan informasi sebanyak apa pun, seperti cukup membaca, kurang berlari, dan sebagainya.

5). Dapat diikuti oleh kata keterangan dari kata-kata. Contohnya lari, sudah minum, mau membaca, dan lain sebagainya.

6). Dapat diikuti oleh kata keterangan yang menunjukkan penyelesaian. Misalnya sudah selesai minum, sudah lari, belum pulang, dan sebagainya.

7). Dapat disertai dengan informasi yang relevan. Misalnya harus lari, harus minum, harus makan, dan sebagainya.

8). Dapat diikuti oleh semua pernyataan yang menyatakan kepastian. Misalnya pasti makan, pasti mandi, mungkin lari, dan sebagainya.

Kata Sifat

Kata sifat adalah unsur yang menggambarkan sifat seseorang atau keadaan suatu benda atau benda. Contohnya adalah baru, kecil, besar, baik, tinggi, rendah, buruk, dan sebagainya. Kata sifat dapat dilihat dari ciri utamanya sebagai berikut.

1). Tidak dapat diikuti oleh kata keterangan frekuensi jarang, sering, dan kadang-kadang. Contohnya sering besar, jarang kecil, kadang tinggi, dan sebagainya.

2). Tidak dapat diikuti dengan pernyataan yang menyatakan jumlah. Contoh sedikit buruk, besar, baru, dan sebagainya.

3). Dilanjutkan dengan penjelasan yang menyebutkan derajatnya. Contohnya agak besar, lebih baru, cukup baik, dan sebagainya.

4). Dapat diikuti oleh pernyataan kepastian seperti pasti, pasti, mungkin, dan mungkin. Contohnya tentu baik, harus tinggi, tentu baik, dan sebagainya.

5). Tidak dapat menambahkan informasi kapan, mau, dan mau. Bentuk ini tidak dapat digunakan menurut tata bahasa Indonesia. Misalnya, menjadi baik, menjadi rendah, kapan menjadi buruk, dan sebagainya.

Kata Keterangan

Kata keterangan atau adverbial adalah sesuatu yang memberikan informasi tambahan tentang kata kerja, angka, kata sifat, atau bahkan seluruh kalimat.

Fungsi adverbia adalah untuk menjelaskan lebih lanjut tentang jenis-jenis morfem yang hidup berdampingan dengannya. Kelas adverbia memiliki beberapa komponen makna, sebagai berikut.

1). Menunjukkan frekuensi seperti jarang, sering, kadang-kadang, biasanya dan selalu. Makna ini biasanya digunakan untuk kata kerja.

2). Menunjukkan jumlah atau kuantitas, yaitu banyak, cukup, sedikit, semua, semua, dan sebagian. Makna ini umumnya menyertai kata benda, namun tidak jarang kita temukan juga menyertai kata kerja.

3). Menyatakan negasi, yaitu tidak, tidak ada, dan tanpa. Makna tidak dapat meniadakan golongan kata sifat dan kata kerja. Sedangkan makna tidak dapat meniadakan golongan kata kerja dan kata benda.

4). Menunjukkan kualitas atau derajat, yaitu cukup, agak, kurang, lebih, sangat, sedikit, kebanyakan, dan sekali. Secara umum, kata keterangan ini dapat digunakan untuk menyertai kata sifat.

5). Menyatakan waktu atau skala, yaitu belum, sudah, sedang, lagi, akan, dan ingin. Kata keterangan ini dapat digunakan untuk menyertai kata kerja yang menyatakan suatu tindakan.

6). Menunjukkan selesainya sesuatu, yaitu sudah, belum, ada, dan baru. Kata keterangan ini umumnya menyertai kata kerja dan kata sifat sebagai penjelasan.

7). Menyatakan batasan. Secara umum, makna ini hanya dapat digunakan untuk kelas kata kerja, kata benda, dan angka.

8). Menunjukkan keharusan, yaitu boleh, harus, harus, dan harus. Arti dari kata keterangan ini hanya dapat hidup berdampingan dengan kelas kata kerja.

9). Menyatakan kepastian seperti, yakin, mungkin dan lain sebagainya. Makna ini hanya dapat menyertai kelas kata kerja.

Kata Tugas

Kata tugas mencakup berbagai elemen yang tidak termasuk dalam tipe di atas. Berdasarkan bentuknya, sulit untuk mengubah bentuk dan bahkan tidak dapat berubah bentuk.

Jenisnya adalah konjungsi, artikel, preposisi, dan seruan. Fungsi dari jenis ini adalah untuk memperluas dan mengubah sebuah kalimat.

Konjungsi atau konjungsi adalah bagian yang menghubungkan unsur lain bagian kalimat, atau antar kalimat. Misalnya dan, tetapi, kemudian, meskipun, ketika, sementara, jika, dan sebagainya. Artikel memiliki fungsi sebagai pembeda yang menentukan kata benda dan kata lain. Misalnya, sang, si, dan yang.

Preposition atau kata depan adalah bagian yang berfungsi untuk menyusun atau menjadi bagian dari sebuah kalimat. Misalnya di, dari, dari, ke.

Seruan atau suntikan adalah unsur yang secara tidak langsung telah menjadi kalimat. Umumnya digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Misalnya wah, weh, aduh, oh, dan.

Fungsi Kata

Sebagai unit gramatikal terkecil yang membentuk kalimat, kata memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi subjek, fungsi predikat, fungsi objek, fungsi keterangan, dan fungsi pelengkap. Di bawah ini akan dijelaskan tentang fungsi ini.

1). Kata sebagai Subjek

Subjek adalah bagian dari kalimat yang menunjukkan apa yang dikatakan. Namun, ini tidak selalu sama dengan aktor atau aktor sebagai subjek, termasuk dalam kalimat pasif.

Fungsinya sebagai subjek dapat ditentukan berdasarkan ciri-ciri berikut.

1). Jawaban dari siapa yang melakukan kegiatan atau kegiatan

2). Bagian kalimat yang dijelaskan oleh predikat.

2). Kata sebagai Obyek

Objek adalah bagian kalimat yang berperan sebagai penderita atau yang mengalami sesuatu. Lokasi objek memiliki fungsi sebagai anotasi predikat.

Misalnya pada kalimat, “Adikku membeli tas di toko dekat rumahku”. Tas sebagai objek memberikan informasi tentang barang-barang yang di beli di toko dekat rumah.

3). Kata sebagai Keterangan

Kata keterangan adalah bagian dari kalimat yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang unsur lain.

Meskipun keberadaannya tidak terlalu penting, namun dapat memberikan penjelasan lebih lanjut tentang sebuah kalimat.

Misalnya pada kalimat, “Adikku membeli tas di toko dekat rumahku”. Di toko dekat rumah ada keterangan yang menjelaskan dimana Kakak membeli tas itu.

Informasi tersebut tidak wajib dicantumkan dalam sebuah kalimat, namun saat kamu memasukkannya, pembaca tidak perlu bertanya lagi dimana Kakak membeli tasnya.

4). Kata sebagai Pelengkap

Fungsi yang satu ini memang sedikit sulit untuk dianalisa keberadaannya. Terkadang dapat berfungsi sebagai deskripsi dan objek.

Bentuk Kata

Setiap kata memiliki bentuk yang berbeda karena memiliki asal yang berbeda. Namun secara umum kata terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu kata asal dan kata dasar.

Kata asal merupakan suatu bentuk satuan gramatikal yang mempunyai arti dan tidak mengalami perubahan bentuk apapun. Sederhananya, bentuk ini adalah bentuk paling sederhana yang memiliki makna.

Sedangkan kata dasar adalah bentuk tunggal atau kompleks yang menjadi dasar pembentukannya. Kedua bentuk di atas membentuk kembali jenis-jenis yang menjadi turunannya. Bentuk turunannya meliputi afiks, ulangan, dan gabungan.

1). Kata Imbuhan

Bentuk ini merupakan modifikasi dari asal atau dasar yang telah diberi imbuhan berupa awalan, sisipan, sufiks, dan kombinasinya sehingga menambah makna yang ingin dijelaskan oleh penulis dengan kata-kata tersebut.

2). Pengulangan Kata

Pengulangan adalah pengulangan suatu unsur dasar dan antara keduanya dihubungkan dengan menggunakan tanda hubung (-).

Pengulangan ini terjadi dalam berbagai cara, misalnya pengulangan lengkap, pengulangan suara, pengulangan sebagian, pengulangan semu, dan pengulangan sebagian. Kata ulang dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan makna atau fungsinya.

3). Penggabungan Kata

Umumnya, kombinasi ini biasa disebut sebagai kata majemuk. Istilah adalah gabungan dua atau lebih morfem dasar yang mengandung satu makna.

Kata majemuk tidak menjelaskan satu per satu kata, tetapi menjelaskan keseluruhan kombinasi.

Demikian artikel kami tentang pengertian kata lengkap dengan jenis, fungsi dan bentuk kata.

Semoga ulasan kami dapat membantu, terutama menambah wawasan kamu mengenai apa itu sebuah kata. Terima kasih telah berkunjung.

Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.