Pengertian HIV/AIDS, Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan HIV/AIDS

HIV yang tidak segera diobati akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Meskipun dianggap sebagai satu kesatuan, HIV dan AIDS adalah kondisi yang terpisah. Namun, keduanya memang terkait.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala yang muncul ketika tahap infeksi HIV sudah sangat parah. AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi benar-benar hilang.

Pengertian HIV / AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

Jika semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka sistem kekebalan tubuh akan melemah sehingga rentan terhadap berbagai penyakit.

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, dan air susu ibu.

Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.

HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan tinggal di tubuh pasien selama sisa hidupnya.

Meskipun tidak ada metode pengobatan untuk mengobati HIV, ada obat yang dapat memperlambat perkembangan penyakit dan dapat meningkatkan harapan hidup pasien.

Gejala HIV / AIDS

Kebanyakan penderita mengalami pilek ringan 2-6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai gejala lain dan bisa berlangsung selama 1-2 minggu.

Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak terlihat selama bertahun-tahun meskipun virus HIV terus merusak sistem kekebalan tubuh penderita, hingga HIV berkembang menjadi AIDS stadium lanjut.

Dalam kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dia mengidap HIV setelah menemui dokter karena penyakit serius yang disebabkan oleh sistem kekebalan yang melemah. Penyakit serius termasuk diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak.

Penyebab dan Faktor Risiko HIV / AIDS

Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan nama penyakitnya. Jika tidak diobati, HIV dapat memburuk dan berkembang menjadi AIDS.

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut:

1). Berhubungan seks dengan banyak pasangan dan tanpa menggunakan pelindung.

2). Menggunakan jarum suntik bersama-sama.

3). Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pelindung diri yang memadai.

Konsultasikan dengan dokter jika kamu merasa telah terpapar HIV melalui ciri-ciri di atas, terutama jika kamu mengalami gejala flu dalam waktu 2-6 minggu sesudahnya.

Pencegahan dan Pengobatan HIV / AIDS

Pasien yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV).

ARV bekerja untuk mencegah virus HIV berkembang biak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.

Pencegahan HIV / AIDS

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir penularan HIV:

1). Tidak berhubungan seks sebelum menikah.

2). Jangan ganti pasangan seksual.

3). Menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

4). Menghindari penggunaan narkoba, terutama suntikan.

5). Dapatkan informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatan khususnya bagi remaja.

6). Diskusikan dengan dokter Anda jika didiagnosis HIV positif selama kehamilan, tentang perawatan lebih lanjut, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke anak.

7). Sunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

8). Jika kamu merasa baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah berhubungan seks dengan pengidap HIV, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Untuk mendapatkan obat profilaksis pasca pajanan (PEP) yang dikonsumsi selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.

Pengobatan HIV /AIDS

Meski hingga saat ini belum ada obat untuk HIV, namun ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus tersebut. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV).

ARV bekerja dengan menghilangkan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh virus HIV untuk berkembang biak dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Ada berbagai jenis obat ARV, antara lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudine, Zidovudine, dan juga Nevirapine.

Saat mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memantau jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan.

Jumlah CD4 akan dilakukan setiap 3-6 bulan. Sedangkan pemeriksaan RNA HIV dilakukan sejak awal pengobatan, kemudian dilanjutkan setiap 3-4 bulan sekali selama masa pengobatan.

Agar perkembangan virus dapat dikendalikan, Odha harus segera mulai mengonsumsi ARV segera setelah terdiagnosis HIV. Risiko ODHA untuk berkembang menjadi AIDS akan semakin besar jika pengobatannya ditunda, karena virus tersebut akan semakin merusak sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, penting bagi penderita ARV untuk meminum ARV sesuai petunjuk dokter. Konsumsi obat yang terlewat hanya akan membuat virus HIV lebih cepat berkembang dan memperburuk kondisi penderitanya.

Segera minum obat jika sedang minum obat dan ikuti jadwal selanjutnya. Namun, jika dosis yang terlewat cukup besar, segera bicarakan dengan dokter.

Kondisi pasien juga mempengaruhi resep atau dosis yang tepat. Dokter juga bisa menggantinya sesuai dengan kondisi pasien. Selain itu, penderita juga diperbolehkan mengonsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam sehari.

Demikian artikel kami tentang pengertian HIV/AIDS lengkap dengan gejala, faktor serta pencegahan dan pengobatannya.

Semoga ulasan kami dapat membantu, terutama menambah pengetahuan kamu mengenai HIV/AIDS. Terima kasih telah berkunjung.

Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.