Pengertian Hijrah Menurut Ahli, Penerapan Hijrah dalam Kehidupan dan Belajar dari Hijrah Umat Islam
Perbincangan mengenai hijrah tidak hanya berkembang di media, melainkan juga dalam masyarakat umum.
Gerakan dan ajakan hijrah sendiri bisa dikatakan menjadi trend di kalangan artis hingga masyarakat awam.
Seiring dengan semakin maraknya pemberitaan dan perbincangan mengenai hal tersebut, apakah kita sudah mengetahui pengertian dari kata hijrah tersebut? Nah, agar sama-sama belajar, yuk simak ulasan mengenai hijrah berikut!
Pengertian Secara Harafiah dan Sejarah Singkat Hijrah
Dalam Islam, kata hijrah sudah dikenal sejak awal masuknya Islam bahkan sebelumnya.
Dalam hal ini hijrah tidak hanya diartikan sebagai perpindahan fisik seperti migrasi Nabi dari Mekah ke Madinah, tetapi juga migrasi psikologis, mental dan immaterial lainnya. Singkatnya, hijrah adalah perpindahan hidup dari hal-hal negatif ke hal-hal positif.
Hijrah juga sering diartikan sebagai fase penting dalam kehidupan seseorang untuk memperbaiki diri.
Hijrah secara harfiah berarti “meninggalkan” adalah ruh yang menjiwai pergerakan seorang muslim. Hijrah kemudian sering diartikan sebagai perpindahan atau peralihan dari satu kondisi ke kondisi lainnya.
Pengertian Hijrah Menurut Para Ahli
Berikut dibawah ini pengertian hijrah menurut para ahli, antara lain.
1). Ziaul Haque
Hijrah menurut Ziaul Haque adalah perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan ini mengandung nilai pengorbanan dari satu tempat ke tempat lain. Nilai yang dimaksud ialah nilai pengorbanan yaitu rela meninggalkan rumah, kampung halaman, keluarga, harta yang telah dirindukan.
Konotasi hijrah juga berarti perubahan dari maksiat ke akhlak. Terpatnya dari kebatilan ke kebenaran dan dari kegelapan ke cahaya ilahi. Dimana orang-orang yang berhijrah yang disebut sebagai muhajir tergolong orang-orang yang setia kepada kebenaran.
2). Quraish Shihabi
Hijrah berpijak pada makna berangkat, yaitu berangkat atas dasar ketidaksenangan (kebencian) terhadapnya. Sehingga Nabi SAW dan para sahabat mengambil tindakan tegas untuk meninggalkan Mekkah.
Dengan alasan ketidaksenangan terhadap perilaku orang-orang yang telah melampaui batas etika dan moral. Nilai moral sebagai manusia berupa maraknya perilaku musyrik dan kampanye stratifikasi sosial yang berlebihan.
3). Syekh Ibnu Abbad
Syekh Ibnu Abbad juga mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian hijrah. Terpatnya hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya yang merupakan petunjuk eksplisit bagi manusia untuk menetapkan hati semata-mata karena Allah. Hijrah juga disertai larangan tersirat untuk memberikan hati kepada semua hal duniawi.
Penerapan Hijrah dalam Kehidupan
Dalam Islam, ada dua jenis hijrah. Pertama adalah migrasi zahir (fisik), yaitu berpindah tempat tinggal. Kedua ialah migrasi ruh (rohani), yaitu memindahkan keadaan jiwa ke arah yang lebih baik. Mengenai hijrahnya jiwa (rohani) yang mengarah pada perbaikan diri. Rasulullah bersabda:
“Al-Muhajir man hajara mâ naha Allahu ‘anhu-muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan segala sesuatu. larangan-Nya.” (HR Imam Bukhari)
Dari segi fisik, hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW merupakan peralihan antara dua keadaan. Dalam hal ini dari keadaan aman dan lemah (Mekah) ke keadaan aman dan kuat (Madinah).
Sedangkan dari segi spiritual, hijrah dipahami sebagai peralihan dari keadaan lemah manusia melawan dosa ke keadaan kuat dan terus berjuang untuk menghindarinya.
Kesadaran spiritual yang sehat harus selalu dibenahi setiap hari. Sebab apabila kita berhenti introspeksi diri, berarti kita juga berhenti meningkatkan kualitas ibadah. Dimana kualitas ibadah tentunya juga memengaruhi kualitas diri kita sebagai manusia.
Penerapan hijrah dalam kehidupan sehari-hari sangat luas cakupannya. Sebab pada hakikatnya hijrah adalah suatu perbuatan yang harus dibarengi dengan perubahan ke arah yang lebih baik. Dilakukan terus menerus berusaha menjadi lebih baik setiap harinya.
Belajar dari Hijrah Umat Islam
Migrasi umat Islam dari Mekkah ke Madinah adalah perjalanan yang panjang. Melalui sumpah baiat dengan jeda waktu satu tahun, mengirimkan dua orang sahabat untuk berdakwah di kota Yatsrib.
Hingga masyarakat Madinah menjadi siap menerima kedatangan kaum muslimin yang telah hijrah dari Mekkah.
Proses migrasi dilakukan dengan perencanaan yang matang. Para Muhajirin berbagi peran agar sampai di Madinah dengan selamat. Mereka membuat rombongan perjalanan agar tidak menarik perhatian kaum Quraisy.
Ada yang berperan sebagai pemandu jalan, ada yang membawa perbekalan, ada yang menghapus jejak unta di barisan belakang. Mereka bersatu, bahu membahu, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Makna hijrah dalam Islam dapat tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahwa sebagai sesama muslim kita harus saling tolong menolong. Bersatu untuk menciptakan peradaban yang damai dan baik.
Jangan saling meneror atau bersikap paling benar dan mudah mengingkari orang lain. Hijrah merupakan pengingat bagi kita semua untuk saling menjaga, agar syiar Islam dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Tahun Baru Hijriah, Refleksi Pribadi Muslim
Dalam ajaran Islam terdapat berbagai nilai yang dapat membimbing kita dalam menjalani kehidupan. Tahun Baru Hijriah bisa menjadi pengingat untuk semua pertanyaan perbaikan diri di dunia bagi kita semua.
Makna hijrah dalam Islam adalah momen evaluasi. Sekaligus penyemangat diri kita untuk terus menebar kebaikan dimanapun kita berada. Jadilah Muslim yang optimis, penuh perencanaan dan tidak pernah berhenti membantu orang lain.
Artinya di bulan Muharram, banyak sunnah dan amalan yang bisa dilakukan. Tak lain dijadikan sebagai batu loncatan untuk menjalani tahun baru.
Dengan harapan semoga kita semua bisa berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik, dan tetap konsisten serta istiqomah dalam menjalankan amalan wajib dan sunnah.
Demikian artikel kami mengenai pengertian hijrah menurut ahli, penerapan hijrah dalam kehidupan dan belajar dari hijrah umat Islam.
Semoga ulasan kami dapat membantu, khususnya menambah wawasan kamu mengenai hijrah dan melaksanakannya. Terimakasih sudah berkunjung
