Pengertian DNA, Sejarah, Fungsi dan Identifikasi DNA

Manusia memiliki bentuk fisik yang berbeda, warna mata yang berbeda, dan juga bentuk fisik yang berbeda. Seseorang bisa mendapatkan warna mata yang sama dengan orang tuanya, serta ciri fisik yang hampir sama dengan orang tuanya.

Hal ini dikarenakan dengan adanya DNA, DNA merupakan informasi genetik yang dimiliki oleh makhluk hidup yang akan diturunkan kepada keturunannya.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, DNA merupakan informasi genetik untuk pewarisan sifat dari orang tua kepada anak. Untuk pembahasan lebih lanjut tentang DNA, yuk simak ulasan kami berikut ini.

Pengertian DNA

DNA atau asam deoksiribonukleat adalah molekul yang berisi instruksi atau informasi yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk berkembang, hidup, dan bereproduksi. Instruksi ini ditemukan di setiap sel dan akan diturunkan dari orang tua ke anak.

Itulah alasannya, tes DNA dapat mengetahui hubungan biologis antara dua manusia, karena jika keduanya adalah keluarga, maka DNA atau informasi genetik adalah sama. Tes DNA juga bisa mengungkap apakah orang tersebut berisiko terkena penyakit genetik atau tidak.

DNA sendiri telah ditemukan sejak tahun 1869 oleh seorang ahli biokimia Jerman bernama Frederich Meischer. Namun, bertahun-tahun sejak penemuan itu, para ilmuwan belum menyadari pentingnya DNA. Baru pada tahun 1953 molekul ini diakui sebagai pembawa banyak informasi biologis dari pemiliknya.

DNA terbuat dari molekul yang disebut nukleotida. Masing-masing nukleotida ini mengandung tiga hal:

  • Molekul fosfat
  • Molekul gula (deoksiribosa)
  • Basa nitrogen, sedangkan basa nitrogen pada DNA terdiri dari empat bagian, yaitu Adenin (A), Sitosin (C), Guanin (G)dan Timin (T).

Nukleotida ini kemudian akan melebur, membentuk dua rantai panjang yang membengkok dan membentuk struktur yang dikenal sebagai spiral ganda atau double heliks. Struktur heliks ganda inilah yang biasa kita lihat dalam deskripsi struktur DNA.

Struktur ini sekilas terlihat seperti tangga. Jika seperti itu, maka molekul gula dan fosfat berada di tepi tangga, sedangkan basa nitrogen, di tengah, bertindak sebagai anak tangga.

Basa nitrogen, sebagai ‘anak tangga’ DNA, disusun berpasangan. Adenin berpasangan dengan Timin (A-T), dan Guanin berpasangan dengan Sitosin (G-C). Ini disebut kode genetik. Kode ini adalah petunjuk kehidupan dalam tubuh seseorang.

Sejarah Identifikasi DNA

Sejarah identifikasi DNA dimulai setelah Wyman dan White meneliti fenomena polimorfisme DNA melalui pemotongan DNA menggunakan enzim restriksi, yang kemudian disebut Restriction Fragment Length Polymorphisms (RFLP).

Lima tahun kemudian, Alex Jeffreys mempresentasikan hasil penelitiannya tentang minisatelit dalam rangkaian DNA manusia. Jeffreys dan rekan-rekannya sedang menganalisis gen mioglobin ketika melihat fenomena suatu daerah sepanjang 33 bp yang terdiri dari sekuens DNA berulang tandem.

Wilayah ini kemudian disebut minisatelit. Penelitian lebih lanjut telah menunjukkan bahwa ada variasi jumlah repetisi pada satelit mini lainnya dan unik untuk setiap individu.

Selanjutnya, banyak penemuan lain menjadi tonggak identifikasi DNA seperti Variable Number of Tandem Repeats (VNTR), teknologi Polymerase Chain Reaksi (PCR), dan lain sebagainya.

Di bidang forensik, sidik jari DNA pertama kali diterapkan pada tahun 1987 untuk menganalisis sampel air mani dari dua kasus pembunuhan. Kasus pertama terjadi pada tahun 1983 dan kasus kedua terjadi pada tahun 1986.

Setiap korban dari kasus ini adalah seorang gadis yang ditemukan dibunuh setelah diperkosa. Kasus ini kemudian menjadi spektakuler karena tes DNA yang dilakukan mengecualikan tersangka, Richard Buckladn, dan membawa nama baru untuk kasus ini, Colin Pitchfork, yang selanjutnya menjadi terdakwa.

Sejak itu, penggunaan DNA di bidang forensik telah menjadi luar biasa, mengungguli berbagai metode identifikasi serologis identifikasi biologis sebelumnya, seperti pemeriksaan serologis.

Fungsi DNA

DNA memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia. Molekul ini mengandung berbagai perintah yang dibutuhkan oleh suatu organisme seperti manusia, tumbuhan, atau burung. Instruksi untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi disimpan dalam urutan pasangan basa nukleotida.

Sel-sel dalam tubuh akan membaca kode tersebut kemudian akan diproses dan hasilnya adalah protein yang berperan penting dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Urutan DNA yang berisi informasi untuk membuat protein ini disebut gen.

Protein juga mengandung berbagai kombinasi asam amino. Protein ini harus ditempatkan bersama-sama dan dalam urutan yang tepat. Hasilnya adalah struktur dan fungsi unik dalam tubuh setiap organisme.

Pemeriksaan Identifikasi DNA

Identifikasi DNA adalah upaya untuk membandingkan antara profil DNA barang bukti dengan pembanding sehingga dapat disimpulkan apakah profil DNA bukti cocok dengan perbandingan atau tidak. Pola pewarisan khusus pada DNA inti dan DNA mitokondria menentukan identifikasi teknis DNA.

Identifikasi DNA ini dapat dilakukan dari semua sel tubuh yang memiliki inti. Sampel yang diperoleh dari TKP harus diperlakukan sebagai barang bukti.

Oleh karena itu, pengambilan sampel harus dilakukan dengan hati-hati, disimpan dan diawetkan agar hasil pemeriksaan tersebut dapat digunakan di pengadilan.

Pengumpulan sampel yang buruk dapat menyebabkan degradasi DNA atau Fragmen DNA yang terlalu pendek sulit untuk dianalisis. Aspek penting lain adalah untuk menjaga sampel agar tidak terkontaminasi.

Beberapa spesimen biologis yang sering ditemukan di TKP dan digunakan sebagai bahan tes DNA. Hal ini termasuk darah, tulang, ketombe, rambut, kotoran, kuku, sidik jari, secret hidung dan telinga, air liur, keringat, urin, air mani, dan cairan vagina.

Setiap jenis spesimen biologis memiliki prosedur pengambilan sampel standar dan pengawetan terpisah.

Identifikasi sampel DNA terdiri dari lima langkah yaitu:

  • Pemeriksaan pendahuluan sampel
  • Ekstraksi DNA
  • Amplifikasi DNA yang diekstraksi menggunakan PCR
  • Pemisahan dan visualisasi profil DNA
  • Membandingkan dan menafsirkan profil DNA

Demikian artikel kami tentang DNA. Semoga ulasan kami dapat membantu menambah wawasan kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Tentang Penulis:

Noniya Dewinta
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.