Pelesetkan Marga ‘Latuconsina’, Andre Taulany Ternyata Keturunan Maluku dari Sang Ayah

Belum lama ini, Andre Taulany dan Rina Nose tersandung kasus dugaan pencemaran nama baik. Andre dan Rina dilaporkan polisi karena mempelesetkan marga “Latuconsina” menjadi Latukondangan dan Latukontraksi.

Andre pun mengaku bahwa ia tidak mengetahui nama Latuconsina adalah marga dari Maluku. Namun ternyata, Andre mengungkapkan dirinya juga keturunan orang Maluku yang mempunyai marga Haumahu dari sang ayah, Robbi Haumahu. Sedangkan, sang ibu berdarah Batak bernama Rasidah Hanum Hasibuan.

Hal ini diungkapkan Andre lewat tayangan program acara “Ini Ramadhan” di NET TV. Dalam tayangan itu juga, Andre menyampaikan permohonan maafnya kepada pihak yang tersinggung, termasuk Prilly Latuconsina.

“Papaku orang Ambon marga Haumahu. Mamaku orang Batak. Saat itu (candaan) enggak ada bermaksud singgung siapapun, termasuk marga Latuconsina. Saya dan Rina bersama crew NET TV minta maaf dan semoga tidak terulang lagi,” ucap Andre.

Sayangnya, marga Haumahu dari keturunan sang ayah tersebut tidak disematkan di nama belakang Andre. Ia justru menambahkan nama belakang Taulany seperti yang dikenal masyarakat Indonesia saat ini.

Untuk diketahui, sama halnya dengan Latuconsina, Haumahu adalah salah satu marga yang berasal dari Oma Pulau Haruku, Maluku Tengah. Dilansir dari Kompas, Abidin Wakano selaku Budayawan asal Maluku, menjelaskan tentang Latuconsina yang merupakan marga parentah atau keturunan raja dari Desa Pelauw, Kabupaten Maluku Tengah. Abidin mengungkapkan bahwa marga Latuconsina memiliki kedudukan dan martabat yang sangat tinggi.

“Jadi dalam konteks orang Maluku itu, kalau menyebut Latu maka nenek moyangnya pasti berasal dari marga parentah atau raja. Jadi Latuconsina salah satu marga raja di Maluku. Kenapa raja, karena mereka ini punya kedudukan yang tinggi, punya bermartabat, dan berpendidikan,” ungkap Abidin.

Latuconsina pun memiliki hubungan sangat erat dengan marga lainnya sehingga jika ada yang membuat lelucon maka mereka akan tersinggung. Sebab, marga bagi warga Maluku bukan sebagai simbolis, namun juga harga diri yang sangat dijunjung tinggi.

“Jadi marga ini merupakan identitas kultural orang Maluku, marga mencerminkan nilai kearifan orang Maluku. Jadi kalau satu marga disinggung, maka akan ada banyak marga yang ikut tersinggung karena memiliki keterkaitan. Marga itu mencerminkan nilai kearifan lokal yang sangat agung dan menjadi kekayaan Kebhinekaan kita, sehingga tidak elok jika marga dipermainkan” pungkas Abidin.

sumber: wowkeren.com

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.