Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi, Fungsi dan 3 Jenis Fermentasi Lengkap dengan Penjelasannya

Kata fermentasi sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kata tersebut sudah sering kita dengar baik secara langsung maupun melalui media sosial. Fermentasi biasanya digunakan untuk makanan yang akan digunakan atau untuk keperluan lain.

Fermentasi merupakan istilah populer dalam pengolahan makanan dan minuman dengan bantuan mikroba. Teknik ini dapat dikategorikan dalam salah satu bioteknologi di bidang pangan.

Pengolahan makanan dan bahan makanan melalui bioteknologi menghasilkan berbagai macam makanan. Mikroba yang digunakan juga bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang fermentasi, mari simak ulasan kami di bawah ini.

Fermentasi adalah suatu teknik pengolahan makanan yang berasal dari bahan dasar menjadi bahan makanan siap saji dengan menggunakan mikroorganisme tertentu.

Proses fermentasi juga dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba yang menyebabkan terjadinya fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Fermentasi terjadi karena perubahan sifat bahan makanan sebagai akibat dari pemecahan bahan makanan.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi

Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1.) Keasaman (pH)

Makanan asam biasanya bertahan lama, tetapi jika ada cukup oksigen dan jamur dapat tumbuh dan fermentasi berlanjut, masa simpan asam akan hilang.

Tingkat keasaman sangat berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik untuk bakteri adalah 4,5–5,5.

2.) Mikroba

Fermentasi biasanya dilakukan dengan biakan murni yang diproduksi di laboratorium. Kultur ini dapat disimpan kering atau beku.

3.) Suhu

Suhu fermentasi akan menentukan jenis mikroba yang dominan selama fermentasi. Setiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan maksimum, suhu pertumbuhan minimum, dan suhu optimal, yaitu suhu yang memberikan perbanyakan diri terbaik dan tercepat.

4.) Oksigen

Udara atau oksigen selama fermentasi harus diatur dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu.

Setiap mikroba membutuhkan jumlah oksigen yang berbeda untuk pertumbuhan atau pembentukan sel baru dan untuk fermentasi.

Misalnya, ragi roti (Saccharomycess cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam kondisi aerobik, tetapi keduanya akan memfermentasi gula lebih cepat dalam kondisi anaerobik.

Fungsi Fermentasi

Beberapa fungsi dari proses fermentasi adalah:

1). Fermentasi dapat menyelamatkan makanan dari berbagai masalah yang ada pada makanan. Misalnya ada masalah pada roti yang tidak bisa mengembang karena adanya ragi, makan roti bisa mengembang.

2). Fermentasi dapat membantu diversifikasi pangan, dengan hadirnya pangan yang beragam maka kebutuhan akan lebih mudah terpenuhi. Misalnya kedelai menjadi tempe, singkong menjadi tape dan lain-lain.

3). Proses fermentasi dapat memperpanjang masa penyimpanan. Misalnya, tempe yang terbuat dari kedelai yang diberi bakteri Rhizopus oligoporus, tahan terhadap pembusukan dan bertahan lebih lama dibandingkan tanpa bakteri tersebut.

4). Fermentasi juga dapat meminimalkan kerugian, dengan penyimpanan jangka panjang atau sebagai pengawet dalam penggunaan teknik fermentasi, sesuatu yang kita proses akan bertahan lama sehingga tidak mudah rusak atau busuk.

5). Fermentasi juga bisa menambah nutrisi pada makanan. Jika fermentasi digunakan dengan benar maka nutrisi dalam makanan akan lebih terkontrol atau bahkan menambah nutrisi pada makanan.

Jenis – Jenis Fermentasi

Jenis – jenis fermentasi dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

Berdasarkan produk yang dihasilkan

Jenis – jenis fermentasi berdasarkan produk yang dihasilkan, antara lain sebagai berikut.

1). Homofermentatif, jenis fermentasi ini merupakan proses fermentasi dimana produknya berupa asam laktat. Contoh proses produk yang dihasilkan adalah pembuatan yoghurt.

2). Heterofermentatif, fermentasi jenis ini merupakan proses fermentasi yang produknya berupa asam laktat dan banyak mengandung etanol. Contoh produk yang dihasilkan adalah produksi tape.

Berdasarkan penggunaan oksigen

Jenis – jenis fermentasi berdasarkan penggunaan oksigen, antara lain sebagai berikut.

1). Fermentasi Aerobik, yaitu proses fermentasi yang membutuhkan oksigen.

2). Fermentasi anaerobik, yaitu proses fermentasi yang tidak membutuhkan oksigen.

Berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba

Jenis – jenis fermentasi berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba, antara lain sebagai berikut.

1). Fermentasi yang menghasilkan sel mikroba (biomassa),

Jenis fermentasi ini adalah produksi ragi untuk industri bakery, produksi sel mikroba biasanya digunakan sebagai makanan bagi manusia dan hewan.

2). Fermentasi yang menghasilkan enzim dari mikroba,

Enzim yang dihasilkan oleh mikroba akan memiliki keunggulan yaitu dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan mudah meningkatkan produktivitas jika dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan.

3). Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba,

yang membedakan metabolit mikroba ini adalah metabolit primer dan sekunder. Produk dari metabolit primer yang dianggap sangat penting, misalnya etanol, asam sitrat, polisakarida, aseton, butanol dan vitamin. jika, metabolit sekunder menghasilkan dalam bentuk antibiotik, promotor pertumbuhan, inhibitor enzim dan lain-lain.

Demikian artikel kami tentang faktor yang mempengaruhi, fungsi dan jenis fermentasi. Semoga ulasan kami dapat membantu, terutama menambah wawasan kamu mengenai fermentasi. Terima kasih telah berkunjung.

Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.