Doa Niat Puasa Arafah dan Tata Cara Melakukannya

Sebelum mengetahui niat puasa Arafah ada baiknya kita sama-sama mengetahui apa itu puasa Arafah.

Puasa arafah merupakan amalan puasa sunnah bagi orang-orang yang tidak sedang melaksanakan haji, dan puasa ini penuh dengan keutamaan salah satu alasannya karena puasa Arafah dilakukan pada bulan dzulhijah yang merupakan salah satu bulan haram (bulan penuh kemuliaan).

Hukum puasa Arafah adalah sunnah muakkad yang artinya sunnah yang sangat dianjurkan. Puasa arafah sendiri dilakukan pada bulan Dzulhijah tanggal 09 menurut penanggalan islam.

Rasulullah Saw bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Latin :

Shiyaamu yaumi ‘ara fata ahtasibu ‘alaallaahi ayyukaffiras sanatal latii qablahu wassanatal latii ba’dahiu washiyaa mu yaumi ‘aasyuuraa a- ahtasibu ‘alaallaahi ayyukaffiras sanatal latii qablahu.

Artinya :

”Berpuasa pada hari Arafah (09 Dzulhijah) dapat menghapuskan dosa selama satu tahun yang telah lalu dan satu yang akan datang, dan Assyura (tanggal 10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim)

Dengan adanya hadist di atas menegaskan betapa puasa sunnah Arafah memiliki keistimewaan. Namun puasa Arafah tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang melangsungkan Haji, sebagaimana hadist di bawah ini:

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

Latin :

‘an ammilfadhli bintil haari tsi anna naa saan tama rau ‘indahaa yauma ‘ara fata fii shaumin nabiyyi shallallaahu ‘alaihi wassalama faqaala ba’dhuhum huwa shaa-imu waqaala ba’dhahum laiwa bishaa-imin fa-arsalat ilaihi biqadahi labanin wahuwa waaqifun ‘alaa ba’iirihi fasyaribahu.

Artinya :

”Dari Ummu Fadhl binti Al-Harts bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam. Sebagian mereka berkata bahwa “Beliau berpuasa” dan sebagian lainnya mengatakan bahwa “Beliau tidak berpuasa” Maka Ummu Fadhl mengirimkan semangkuk susu kepada Beliau (Rasulullah) ketika beliau sedang berhenti di atas unta lalu beliau meminumnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Puasa Arafah dilakukan ketika orang-orang yang sedang melakukan haji melaksanakan wukuf di Arafah.

Dibawah ini niat dan tata cara melakukan puasa Arafah:

1). Niat

Sebelum melakukan puasa Arafah kita harus berniat terlebih dulu karena setiap amalan tergantung pada niatnya.

Niat puasa Arafah bisa dilakukan pada malam hari maupun pagi hari (karena puasa Arafah merupakan puasa sunnah maka niatnya boleh dilafalkan pada pagi hari dengan catatan belum minum ataupun makan).

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan alangkah lebih baik jika berniat puasa Arafah pada malam hari.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Latin :

Nawaitu shauma ghadin ‘an –adaai sunnati yaumi ‘arafata lillaahi ta’aalaa

Artinya :

”Aku berniat melaksanakan puasa Arafah esok hari sunnah karena Allah Ta’ala.”

2). Melaksanakan Sahur

Meski puasa Arafah merupakan puasa yang hukumnya sunnah namun bagi siapa saja yang akan melakukan puasa sunnah Arafah dianjurkan untuk melaksanakan sahur terlebih dahulu.

3). Menahan Diri

Sama halnya dengan puasa wajib maupun puasa sunnah lainnya, siapa saja yang melaksanakan puasa maka ia harus mampu menahan diri dari hawa nafsu dan segala hal yang bisa membatalkan puasa. Adapun hal-hal yang bisa membatalkan puasa yaitu:

– Makan dan minum dengan di sengaja, artinya jika seseorang benar-benar lupa lantas ia makan dan minum tanpa sengaja maka tidak batal puasanya dengan catatan ia langsung menghentikan makan dan minumnya tersebut lalu melanjutkan puasanya.

– Keluar Air mani, siapa saja yang sedang melaksanakan puasa wajib maupun sunnah lalu keluar air mani baik disengaja maupun tidak maka ia tidak bisa melanjutkan puasanya dihari yang sama, puasanya batal.

– Keluarnya darah haid atau nifas bagi perempuan, sama dengan keluar air mani bagi seorang perempuan yang sedang berpuasa lalu keluar darah haid maupun nifas dari kemaluannya maka ia tidak bisa melanjutkan puasanya pada hari yang sama, puasanya batal.

– Muntah

– Bersetubuh

4). Melakukan Amalan-amalan Sunnah

Selama menjalankan puasa sunnah Arafah kita bisa menambah amalan –amalan lain seperti tilawah qur’an, berdzikir dan melakukan perbuatan baik lainnya mendekatkan diri kepada Allah Swt.,

5). Berbuka Puasa

Jika telah masuk waktu berbuka puasa atau maghrib maka lebih utama menyegerakan untuk berbuka puasa dan didahulukan memakan yang manis-manis seperti kurma.

Keutamaan-keutamaan Puasa Sunnah Arafah

Berikut dibawah ini keutamaan – keutamaan puasa sunnah Arafah, antara lain sebagai berikut.

1). Terampuninya Dosa-dosa

Sebagaimana hadist di atas barang siapa yang melaksanakan puasa sunnah arafah Allah akan menghapuskan dosanya selama satu tahun yang telah lalu dan satu yang akan datang, tentunya hal ini di dukung dengan amalan-amalan baik lainnya yang kita lakukan beriringan dengan puasa Arafah.

Sebagian berpendapat bahwa terampuninya dosa-dosa disini adalah dosa-dosa kecil artinya dosa-dosa besar seperti berzina, riba dll maka haruslah bertaubat terlebih dahulu.

2). Memudahkan Terkabulnya Doa

Berpuasa merupakan amalan sholeh, dan barang siapa yang berdoa dalam kondisi ia sedang berpuasa dengan ikhlas karena Allah maka InsyaAllah doa-doa tersebut akan lebih cepat diijabah sebab waktu seseorang berpuasa baik wajib maupun sunnah merupakan salah satu waktu mustajab untuk berdoa.

3). Dilakasanakan Pada Hari Arafah

Sudah dijelaskan bahwa puasa sunnah Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 09 Dzulhijah saat para jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di Arafah. Dan hari hari Arafah merupakan salah satu hari yang mulia.

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ

Latin :

Maa min yaumin akhsara min an yu’tiqallaahu fiihi ‘abdaan minannaari min yaumin ‘arafata.

Artinya :

“Tiada hari dimana Allah membebaskan seorang hamba dari neraka melebihi hari Arafah.” (HR. Muslim)

4). Amalan yang Tidak Ditinggalkan Rasulullah

Menurut salah satu hadist Rasulullah Saw., tidak pernah meninggalkan amalan sunnah puasa Arafah (ketika beliau sedang tidak berhaji).

Dan tentu saja kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW akan mendapat syafa’at dari beliau apabila mengikuti amalan-amalan sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw.,

أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ

Latin :

Arba’un lam yakun yada ‘uhunnan nabiyyu shallallaahu ‘alaihi wasallama shiyaama ‘aasyuuraa a wal’asyra wasalaa sata ayyaamim ming kulli syahri warakh’ataini qablal ghadaati.

Artinya :

”Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah Saw., yaitu puasa Assyura, puasa pada hari Arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan melaksanakan shalat dua rakaat sebelum shalat subuh.” (HR. An Nasa’I & Ahmad)

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.