Dibordir dengan 150 Kg Emas dan Perak Murni, Kiswah Penutup Ka’bah Baru Saja Diganti Tim Spesialis Raja, Begini Sejarahnya yang Luar Biasa

Kiswah merupakan kain yang menutupi Ka’bah di Masjidil Haram.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Indonesia bahkan menjadi negara pertama yang menerima Kiswah Ka’bah dari Raja Salman beberapa tahun lalu.

Kini di bulan Juli 2021 ini, Kiswah Ka’bah baru saja diganti oleh tim khusus dari sang Raja.

Dikutip Gridhot dari Serambinews, Tim spesialis Kompleks Raja Abdul Aziz untuk Kiswah, Ka’bah, Senin (19/7/210) membongkar kiswah lama dan memasang yang baru.

Kiswah, atau Kiswat Al-Kaabah yang berarti “selubung” dalam bahasa Arab merupakan kain yang menutupi Ka’bah di Masjidil Haram, Mekkah.

Dilansir ArabNews, setiap tahun, pada hari kesembilan bulan Zulhijjah, hari para jamaah berangkat ke dataran Padang Arafah selama haji, Ka’bah dibalut dengan kiswah baru.

Yang lama dipotong-potong dan diberikan kepada pejabat dan organisasi Muslim asing yang berkunjung.

Kiswah terdiri dari 47 lembar kain.

Masing-masing bagian memiliki panjang 14 meter dan lebar 101 sentimeter.

Kiswah dililitkan di sekitar Ka’bah dan dipasang pada dasarnya dengan cincin tembaga.

Itu terbuat dari tekstil sutra hitam dengan tulisan yang disulam dengan kawat emas dan perak.

Prasasti ini termasuk ayat-ayat dari Al-Qur’an dan permohonan kepada Allah.

Biaya pembuatan kiswa sekitar SR17 juta atau sekitar Rp 66 Miliar.

Seluruh penutup memiliki panjang 658 meter persegi dan terdiri dari 670 kg sutra murni.

Termasuk 150 kg emas dan perak murni dalam benang yang digunakan untuk bordir.

Menurut cerita rakyat Arab, tradisi mengalungkan ka’bah kembali ke 390-420 M.

Ketika raja Kerajaan Himyarite di Yaman, Raja Tuba Abu Karab As’ad, memerintahkan kain untuk menutupi Ka’bah untuk pertama kalinya, selama pemerintahan suku Jurhum di Mekkah.

Tradisi itu berlangsung selama berabad-abad, termasuk pada masa pemerintahan Nabi Muhammad.

Ka’bah ditutup selama bertahun-tahun tanpa melepaskan kiswa lama.

Kemudian Raja Abbasiyah, Raja Al-Nasir, menetapkan praktik baru menutupi Ka’bah dengan hanya satu lapisan.

Karena dia melihat bahwa kiswas yang menumpuk dapat menyebabkan kerusakan pada tempat suci.

Meskipun warna kiswah yang dikenal adalah hitam, warna kiswah akan berubah pada masa pemerintahan berbagai penguasa dan khalifah.

Nabi Muhammad dan para khalifahnya menggunakan warna putih untuk kiswah.

Merah, hijau dan hitam semuanya telah digunakan, sampai Raja Al-Nasir dan Raja Al-Ma’mun sepakat bahwa hitam harus menjadi warna kiswah.

Kain itu diproduksi di Mesir dari zaman Ayyubiyah hingga Kesultanan Utsmaniyah. Amir Al-Hajj, komandan kafilah haji, bertanggung jawab untuk mengirimkan kiswah dari Mesir ke Mekah.

Pada tahun 1927, sebagian pabrik dipindahkan dari Mesir ke Mekkah sebelum sepenuhnya dipindahkan pada tahun 1962.

(*)

sumber: hot.grid.id

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.