Cara Mengobati Penyakit dan Hama Tanaman Bawang Putih

Beranggotakan kelompok sayuran Allium., bawang putih adalah sayuran berupa umbi dengan beberapa siung yang menjadi satu kesatuan, dibungkus oleh dua sampai tiga lapis kulit umbi.

Aroma khas pada bawang putih sesungguhnya merupakan minyak eteris atau allicin. Di kehidupan sehari-hari, bawang putih telah menjadi bagian dari bumbu dapur yang wajib tersedia.

Budidaya bawang putih dapat dikatakan potensial sebab kebutuhan komoditi sayur-sayuran semakin meningkat. Baik pada jenis makanan tradisional maupun modern, bawang putih akan selalu mudah ditemui.

Untuk itu, dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri dan luar negeri, para petani ataupun pembudidaya dituntut untuk menerapkan teknik budidaya yang baik dan benar, karena tentunya bawang putih yang dihasilkan harus memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai.

Tidak cukup sampai disitu, sepanjang masa penanaman hingga panen, tanaman bawang putih memiliki kerentanan gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang cukup tinggi.

Diperlukan pengetahuan khusus dalam hal pengendalian OPT agar dapat mencegah tanaman bawang putih terserang berbagai jenis hama dan penyakit.

Namun, sebelum melakukan pengendalian, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan pengamatan dan identifikasi terhadap OPT di pertanaman secara berkala.

Penting untuk mengetahui jenis hama dan penyakit apa yang menyerang tanaman agar teknik pengendalian dapat dilakukan dengan tepat. Berikut telah Portal Agri rangkum beberapa jenis hama dan penyakit utama tanaman bawang putih beserta cara pengendaliannya.

Pengendalian Penyakit Bawang Putih

Beberapa penyakit yang dapat menyerang tanaman bawang putih, diantaranya:

1). Antraknosa

Disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides (Penz). Gejala awal serangannya berupa bercak putih berukuran 1 – 2 mm pada daun, lalu bercak akan melebar hingga menyebabkan tanaman mati mendadak.

2). Bercak Ungu atau Trotol (Alternaria porri)

Disebabkan oleh cendawan Alternaria porri (Ell). Gejalanya berupa kemunculan bercak melekuk pada daun, berwarna putih atau kelabu, hingga pada serangan berat mengakibatkan jaringan umbi mengering dan berwarna gelap.

3). Embun Tepung atau Embun Bulu atau Busuk Daun

Disebabkan oleh cendawan Cercospora duddie. Gejala serangannya dapat terlihat dari daun bagian luar dan umbi yang ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna ungu.

4). Moler atau Layu Fusarium

Disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum (Hanz). Gejala pertama ditandai dengan daun menguning dan terpelintir, lalu layu. Saat tanaman dicabut, akar akan mudah ditarik karena pertumbuhan akar telah membusuk.

5). Mati Pucuk

Disebabkan oleh cendawan Phytophthora porri (Foister). Gejala serangannya, ujung daun busuk kebasah-basahan lalu berkembang ke bawah. Saat cuaca lembab, jamur akan membentuk massa jamur seperti beledu.

6). Virus Mosaik Bawang

Disebabkan oleh Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV). Bila tanaman telah terinfeksi, pertumbuhan tanaman cenderung kerdil, dengan bentuk daun lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang sehat. Warna daun juga akan belang hijau pucat sampai bergaris kekuningan, tak jarang juga disertai oleh pertumbuhan daun berpilin.

Cara pengendalian penyakit-penyakit tersebut, diantaranya adalah dengan penanaman pada saat musim kemarau, menggunakan varietas tahan, pergiliran tanaman dengan non genus Allium, sanitasi dan pembakaran sisa-sisa tanaman terserang, pemupukan berimbang, pencelupan bibit umbi selama 3 menit ke dalam larutan Pseudomonas fluorescens dosis 1 ml/air. Bila kerusakan tanaman telah mencapai 10%, semprotkan fungisida efektif berizin Kementerian Pertanian pada sore hari.

Pengendalian Hama Bawang Putih

Beberapa jenis hama yang dapat menyerang tanaman bawang putih, diantaranya:

1). Thrips (Thrips tabaci Lind & Thrips parvispinus Karny)

Sasaran serangan hama thrips adalah daun muda dan pucuk daun. Penyerangan dilakukan oleh Nimfa dan imago dengan cara menggaruk atau meraut jaringan daun muda, dan cairan pada sel akan dihisap. Daun yang terserang berwarna putih mengkilap layaknya perak, kemudian berubah kecoklatan dan berbintik hitam.

Pengendalian :

Pergiliran tanaman non inang, penanaman secara serentak pada pertengahan Mei hingga awal Juni, menggunakan musuh alami kumbang macan atau kumbang helm predator, melakukan pengamatan dengan interval minimal seminggu dua kali, pemasangan perangkap kuning berperekat sebanyak 80 – 100 buah/hektar, gunakan pestisida nabati, serta pengendalian insektisida efektif berbahan aktif beta siflutrin, piroklas.

2). Ulat Bawang (Spodoptera exigua Hubn)

Serangan ulat bawang akan berdampak pada daun yang memiliki bercak putih transparan. Serangan lebih lanjut menyebabkan daun mengering, hingga menyebabkan daun terkulai.

Pengendalian :

Pola tanam yang tepat, sanitasi kebun, pengolahan tanah sempurna, pengaturan jarak tanam, pengelolaan air yang baik, pemusnahan kelompok telur dan ulat bawang dengan dibakar di dalam kantong plastik, menggunakan musuh alami capung, kepik parasitoid Polistes sp, lalat Tritaxys braueri, dan lainnya.

Untuk mengendalikan imago/kaper ulat bawang, gunakan perangkap lampu yang dipasang secara serentak pada satu hamparan. Apabila populasi kelompok telur pada musim kemarau sudah berlebih, dengan serangan daun 5%, maka semprotkan insektisida efektif berbahan aktif profenofos, beta siflutrin, tiodikarb, dan karbofuran.

3). Lalat Pengorok Daun (Liriomyza chinensis)

Daun bawang yang terserang akan menunjukkan gejala bintik-bintik putih akibat tusukan lalat betina, serta adanya liang korokan larva berkelok-kelok pada daun bawang. Serangan berat mengakibatkan seluruh daun penuh kerokan hingga daun kering dan berwarna cokelat.

Pengendalian :

Pemusnahan seluruh daun yang terserang, pemasangan perangkap kuning berperekat (oli), ditempelkan pada triplek atau kaleng, melakukan penangkapan pengorok daun dewasa menggunakan trapping berjalan.

4). Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

Ulat tanah aktif pada malam hari. Penyerangan dilakukan pada leher batang dengan memotong-motong bagian tersebut, dan hasil potongan ditarik ke tempat persembunyiannya.

Pengendalian :

Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inangnya atau tingkat keinangan rendah seperti tanaman palawija, pengolahan tanah sempurna, memusnahkan ulat di sekitar tanaman inang, menggunakan lampu rangkap seperti pengendalian ulat bawang, serta menggunakan musuh alami Coccinella repanda, Goniophana, Tritaxys braneri.

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.