11 Cara Budidaya Tomat Agar Hasil Panen Melimpah

Tomat merupakan bagian dari tanaman hortikultura, yaitu tanaman yang dapat dibudidayakan di kebun atau pekarangan rumah. Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang karena rasanya enak, segar dan sedikit asam.

Selain itu, tomat juga merupakan sumber vitamin A, vitamin C, dan vitamin B. Diketahui bahkan kandungan vitamin A lebih tinggi 2 – 3 kali dari semangka.

Tomat (Lycopersicon esculentum mill) berasal dari kawasan pegunungan Andes yang terbentang di dataran Meksiko sampai Peru. Semua varietas tomat, baik yang ditanam di Eropa maupun Asia, berasal dari biji yang dibawa oleh pedagang bangsa Spanyol dan Portugis pada abad ke-16 dari Amerika Latin.

Melihat dari data produksi tomat dunia, negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa kerap membudidayakan tomat di dalam rumah kaca, dengan hasil produksi lebih dari 100 ton/ha. Sedangkan di Indonesia, rata-rata produksi tomat dengan budidaya di lahan luar hanya mencapai sekitar 29 ton/ha.

Dikutip dari Republika.co.id, dalam penyampaian Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pemerintah Indonesia kedepannya akan menaruh perhatian lebih dalam pengembangan komoditas hortikultura.

Kebijakan tersebut menjadi angin segar bagi siapa saja yang ingin serius dalam usaha budidaya tanaman hortikultura, sekaligus menjadi peluang bagi peningkatan produksi tomat nasional.

Terlebih, saat ini telah ditemukannya varietas-varietas unggul baru dan hibrida yang berproduksi tinggi, tahan hama dan yang faktor paling penting adalah menerapkan cara budidaya yang baik dan benar.

Usaha budidaya hortikultura diakui sebagian besar para pelakunya sebagai usaha yang bersifat high risk – high return. Istilah itu berarti usaha tersebut berpeluang menghasilkan untung besar, namun juga memiliki resiko kegagalan yang juga tinggi.

Oleh karena itu, penting untuk para calon pembudidaya memperkaya ilmu budidaya yang baik dan benar demi memperbesar peluang untung dan sebisa mungkin memperkecil peluang rugi. Berikut Portal Agri berbagi tahapan budidaya tomat yang baik dan benar.

1). Syarat Tumbuh

Tanaman tomat dapat ditanam di pada dataran rendah maupun dataran tinggi, dengan jenis tanah yang gembur, porus dan subur mengandung pasir, serta tingkat keasaman pH 5 – 6. Curah hujan 750 – 1250 mm/tahun dengan kelembaban relatif tinggi sekitar 25%.

2). Pola Tanam

Tomat dapat ditanam dengan sistem tunggal atau dengan sistem tumpangsari bersama dengan tanaman jagung, padi, sorgum, kubis dan kacang-kacangan. Sistem tumpangsari juga bisa menjadi pilihan karena dapat mengurangi resiko terserang hama.

3). Persiapan Lahan

Tanah yang gembur biasa menjadi tempat hidup nematoda atau cacing giling. Untuk mengurangi nematoda, genangi tanah dengan air selama dua minggu.

Jika didapati kandungan keasaman pada tanah kurang (pH rendah), berikanlah kapur dolomite, dan sebarkan pada lahan 2 – 3 minggu sebelum masa tanam. Kemudian, buatkan bedengan dan parit barisan bedengan.

Ukuran bedengan dibuat selebar 120 – 160 cm untuk barisan ganda dan 40 – 50 cm untuk barisan tunggal, parit antara bedengan selebar 20 – 30 cm dengan kedalaman 30 cm. Parit berfungsi sebagai saluran pembuangan air.

4). Pemupukan

Beri pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCI per 1000 m² di atas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah.

Selain itu, dapat juga diberikan pupuk majemuk dengan dosis 20 kg / 1000 m² dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.

Kemudian, sediakan juga pupuk organik cair, campur dengan air secara merata di atas bedengan dosis 1 – 2 botol/1000 m².

5). Pembibitan

Gunakan varietas unggul yang telah teruji ketahanannya terhadap hama dan penyakit. Pindahkan bibit yang telah menghasilkan 5 – 6 helai daun, atau sekitar 25 – 30 hari setelah semai (HSS), ke lapangan atau lahan tanam.

Untuk membantu adaptasi tanaman, sebaiknya siram tanaman secara rutin pada sore sehari sebelum tanam, atau boleh di pagi harinya.

6). Fase Persemaian

Diawali dengan menyiapkan media tanam yang terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang. Media tanam kemudian dimasukkan ke dalam polybag plastik atau contongan daun pisang, atau boleh kelapa. Sebarkan benih secara merata pada lahan tanam, bisa juga dimasukkan satu per satu dalam polybag.

Setelah benih menginjak umur 8 – 10 hari, pilih bibit yang tumbuh dengan baik dan sehat. Lalu pindahkan bibit ke dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang sudah diisi dengan campuran media tanam.

Terakhir, lakukan penyiraman setiap hari dan beri pupuk organik cair dengan cara disemprotkan pada saat tanaman telah berumur 10 dan 17 hari.

7). Masa Tanam

Lakukan penanaman di sore hari. Sehari sebelum bertanam, bedengan dialirkan air terlebih dahulu. Bibit yang siap ditanam adalah bibit yang telah berumur 3 – 4 minggu, memiliki daun 5 – 6 helai.

Tahap penanam diawali dengan membuka kemasan polybag pada benih, benamkan bibit tidak terlalu dalam atau dangkal pada batas pangkal batang, timbun dengan tanah di sekitarnya. Setelah penanaman, siram dengan pupuk organik cair.

Untuk pengairan, dilakukan setiap hari hingga tomat tumbuh dengan normal. Agar akar tidak cepat rusak, pasang ajir sedini mungkin dengan jarak 10 – 20 cm dari batang tomat.

Selama masa tanam, sebaiknya lakukan juga pengamatan hama seperti ulat tanah dan ulat grayak, penyakit seperti layu fusarium atau bakteri dan busuk daun. Jika terserang, kendalikan dengan melakukan sanitasi.

8). Fase Vegetatif

Fase vegetatif adalah 15 – 30 hari setelah tanam (HST). Sejak tanaman hidup sejak 1 minggu setelah masa tanam, berikan tanaman pupuk urea dan KCI dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman sebanyak 1 – 2 g. Berikan di sekeliling tanaman pada jarak 3 cm dari batang tanaman tomat. Kemudian, tutup tanah dan sirami air.

Pemupukan tahap dua dilakukan pada umur 2 – 3 minggu setelah masa tanam, berikan campuran Urea dan KCI 5 g, berikan di sekeliling batang tanaman sejauh 5 cm, dan sedalam 1 cm. Kemudian, tutup tanah dan sirami air.

Tanaman yang telah mencapai tinggi 10 – 15 cm, harus segera diikat pada ajir, seterusnya jika bertambah 20 cm, harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak. Sebaiknya, pengikatan jangan terlalu erat agar tidak merusak batang tanaman

9). Fase Generatif

Fase generatif adalah 30 – 80 hari setelah tanam (HST). Pada fase ini, perlu dilakukan perangsangan pembungaan pada umur 32 HST, dengan cara melakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5 – 7 hari sekali.

Perempelan dilakukan pagi hari, dengan cara, ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus.

Untuk membatasi pertumbuhan tinggi tanaman, dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman itupun jika jumlah dompolan buah mencapai 5 – 7 buah. Tak ketinggalan, lakukan lagi pemupukan berupa pupuk organik cair setiap 7 – 10 hari sekali.

10). Pengendalian Hama dan Penyakit

Terdapat beberapa jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat, yaitu ulat buah, bergejala lubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang.

Hama lalat buah, gejala buah busuk dan apabila dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. Kemudian ada busuk daun yang bergejala bercak daun dan buah busuk.

Keseluruhan jenis hama dan penyakit tersebut dapat ditindak dengan pemusnahan buah yang telah terserang, atau juga bisa menggunakan pestisida, namun penggunaannya tidak begitu disarankan agar kualitas dan manfaat sehat dari buah tomat dapat tetap terjaga.

11). Masa Panen dan Pasca Panen

Tanaman tomat dapat ditanam ketika memasuki usia 90-100 hari setelah tanam (HST), dengan ciri-ciri yang tampak yaitu, kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, dan batang menguning.

Panen dapat dilakukan pada pagi atau sore hari. Namun apabila menginginkan buah tomat yang di panen dapat bertahan lama, tidak mudah memar, boleh memanen buah tomat yang setengah matang.

Cara memanen tomat yaitu dengan memuntir buah hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran dilakukan satu-persatu. Lalu masukkan ke keranjang dan letak di tempat yang teduh. Petik buah yang memang sudah siap dipetik, dengan interval pemetikan selama 2 – 3 hari sekali.

Kumpulkan hasil panen buah tomat di wadah ideal seperti peti-peti kayu dengan papan yang bercelah dan jangan dibanting. Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortir dan dikemas lalu diangkut siap untuk dikonsumsi.

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.