BMKG Bongkar Potensi Tsunami di Jawa Timur, Perhatikan Tanda-tanda Sebelum Datangnya Tsunami Selain Gempa Bumi

Sebelumnya, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofsika (BMKG) membongkar potensi ketinggian maksimal tsunamiyang bisa menerjang Jawa Timur.

Melansir dari Kompas.com, kajian tim ahli BMKG menyebutkan potensi terburuk dapat melanda wilayah pantai selatan Jawa Timur dengan gempa berkekuatan 8,7 SR dan tsunamisetinggi 26-29 meter.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Mitigasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengonfirmasi bahwa potensi yang dimaksud adalah kemungkinan ancaman bencana dan lokasi, untuk keperluan mitigasi.

Hal tersebut bukan terkait peringatan dini dan prediksi kapan tsunami akan terjadi.

Nah Moms, agar terhindar dari bencana tsunami, berikut beberapa tanda alam sebelum terjadinya tsunami dan cara melarikan diri.

1. Gempa Besar

Salah satu penyebab utama tsunami adalah gempa bumi yang berpusat di bawah laut.

Jadi, jika Moms bertempat tinggal di sekitar pantai dan merasakan gempa besar atau lama (lebih dari satu menit), sebaiknya bersiap dan langsung menyelamatkan diri.

Perlu diketahui bahwa Indonesia berada di wilayah Cincin Api (memiliki banyak gunung api dan merupakan titik pertemuan sejumlah lempeng bumi).

Oleh karenanya, kesiapsiagaan warganya atas ancaman gempa dan tsunami sangat diperlukan.

2. Air surut atau tidak?

Surutnya air laut adalah salah satu pertanda akan terjadinya tsunami, jika dasar perairan anjlok karena terjadinya gempa.

Setelah air tertarik ke laut, gelombang besar akan menerjang daratan membawa energi balasan.

Meskipun begitu, kapan tsunami sampai di pantai juga bergantung kedalaman air dan di mana lokasi terjadinya gempa dan patahan lempeng tektonik.

Meskipun begitu, tsunami tidak selalu didahului surutnya air laut, ada yang juga langsung datang begitu saja tergantung kasusnya.

Dalam kata lain, surut atau tidaknya air laut jelang tsunami bergantung pada lempengan yang diguncang gempa, apakah naik atau turun. Jadi, jika gempa besar terjadi, Moms tidak perlu mencari kabar soal surutnya air laut.

Langsung daja fokus untuk menyelamatkan diri.

3. Gemuruh dari laut

Banyak saksi yang menyebutkan bahwa tsunami terdengar seperti deru kereta api atau pesawat jet.

Dan ketika menerjang, tsunami tidak melulu hanya gelombang tunggal, gelombangnya bisa datang berkali-kali, bahkan sampai lima kali.

Itulah sejumlah tanda-tanda alam menjelang dan ketika tsunami menerjang. Lalu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan untuk menyelamatkan diri, jelang, dan ketika terjadi tsunami?

4. Hal yang Harus Dilakukan: Lari, Diam, dan Terus Berlayar

Dalam Buku Saku Tanggap Tanggas Tangguh Menghadapi Bencana yang dikeluarkan BNPB, orang yang tinggal di pesisir pantai diminta untuk segera berlari ke tempat tinggi setelah gempa besar terjadi.

American Red Cross menyebut, idealnya warga berlari ke bukit atau tempat dengan ketinggian di atas 30 meter, sejauh 3 km dari pinggir laut.

Oleh karena itu, kita yang tinggal di daerah pesisir harus paham lingkungan sekitar, tahu di mana bukit atau tempat tinggi terdekat yang bisa dicapai seandainya tsunami mengancam.

Apabila berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan, karena hantaman gelombang lebih membahayakan jika semakin dekat ke pantai.

5. Hal yang Tidak Boleh Dilakukan: Ambil Foto/ Video, Berkendara, Lintasi Jembatan

Setelah gempa besar atau lama mengguncang, fokuslah menyelamatkan diri.

Meskipun berita soal gempa dan tsunami di berbagai wilayah dunia, penyebaran informasi awalnya cepat tersebar karena foto dan video yang diambil warga.

Dibanding sibuk merekam kejadian, lebih baik selamatkan diri dengan mencari tempat tinggi.

Keselamatan diri jauh lebih penting dibandingkan momen yang ingin diabadikan menggunakan kamera juga tidak perlu melihat ke pinggir pantai untuk memastikan apakah air surut atau tidak, karena tsunami juga bisa datang tanpa dimulai dengan surutnya air laut.

Selain itu, sebaiknya hindari berjalan melewati jembatan karena gempa susulan mungkin bisa terjadi, dan jika tsunami bergerak lebih cepat, akan lebih sulit juga menyelamatkan diri.

sumber: nakita.grid.id

Tentang Penulis:

Luna
Penulis tetap di media Lambeturah sejak 2018. Sudah banyak menulis artikel tapi topik yang paling disenangi adalah gosip dan keuangan.
Komentar Anda
Berita terkait
Loading next page... Press any key or tap to cancel.